tolong di klik

Jumat, 09 Maret 2012

Download video bokep artis


Kamis, 16 Februari 2012

Download video bokep artis

Video bokep Mesum Artis Lokal Yang Sudah Dihapus
Anda mencari kumpulan video mesum yang kini agak kesulitan untuk mendapatkannya atau stoknya sudah jarang beredar internet, apalagi untuk kategori artis lokal terbaru? Seperti hukum dagang, semakin banyak peminat maka akan semakin sulit dicari dan harganya pun kian metinggi harganya. Tadinya pun telah saya sediakan koleksi video yang anda harapkan, tapi seperti inilah yang hanya bisa saya sajikan.



Rupanya sesuai dengan peratuan perundangan yang berlaku, video tersebut tidak dapat disaksikan lagi. Pihak aparat terkait sudah memblokir layar aplikasi.

Kemben Andhara Early Mendadak Melorot bugil

Kemben Andhara Early Mendadak Melorot bugil

Kemben Andhara Early Mendadak Melorot bugil hot banget nih Kemben Andhara Early Mendadak Melorot bugil


Versi koleksi kemben melorot

Video Bokep Luna Maya sama Tukul

Video Bokep Luna Maya sama Tukul

Video Bokep Luna Maya sama Tukul
Jika ini bukan Luna Maya yang asli, maka anda tidak diperbolehkan untuk mengklik tombol play. Tapi jika memaksa, saya tidak bertanggung jawab jika terjadi gejala gangguan impotensi otak.
  

Nabila Artis Bokep Pendatang Baru Mandi Busa


Kamis, 16 Februari 2012

Nabila Artis Bokep Pendatang Baru Mandi Busa

Nabila Artis Bokep Pendatang Baru Mandi Busa hot baNGET MEMANG  , silakan aja simak Nabila Artis Bokep Pendatang Baru Mandi Busa

Download Video Mesum Mojokerto


Jumat, 17 Februari 2012

Download Video Mesum Mojokerto

Download Video Mesum Mojokerto, ABG SMKN From Warnet To Kamar, 5,39 Menit Video mesum kembali beredar di Mojokerto. Kali ini berdurasi cukup lama 5,39 menit. Meski dalam video berdurasi 5,39 menit tersebut tidak menyebutkan salah satu sekolah di kawasan Kabupaten Mojokerto, namun beberapa pelajar mengaku sudah mengetahui video tersebut sejak beberapa hari lalu. Kini video itu beredar luas ke ponsel.


Download Video Mesum Mojokerto, ABG SMKN From Warnet To Kamar, 5,39 Menit

"Kita semua rata-rata sudah melihat video itu, sudah beberapa hari ini banyak yang mengetahui keberadaan video itu. Katanya sih, pemeran perempuannya seorang pelajar, kita bisa melihat video itu dari handphone karena banyak beredar," ungkap salah satu pelajar yang ditemui di kawasan Mojosari.

Dalam video yang diperkirakan diambil di salah satu warung internet (warnet) dan berakhir di sebuah kamar tersebut, memang tidak begitu jelas. Kamera yang digunakan untuk mengambil adegan tersebut, seperti tampak diambil oleh pemeran laki-laki. Karena gambar terlihat goyang.

Download Video Mesum Mojokerto, ABG SMKN From Warnet To Kamar, 5,39 Menit

Sementara pemeran perempuan dalam video awal terlihat salah satu sebuah komputer ada di ruangan atau sedang berada di sebuah warnet menggunakan kaos warna putih dengan rambut panjang terurai. Selang beberapa menit, keduanya berciuman di sebuah ranjang yang ada di dalam kamar. Meski durasi cukup panjang namun video yang diambil tampak tak fokus.

Menjelang akhir video, tampak wajah sekilas pemeran laki-laki dan dilanjutkan ke pemeran perempuan. Namun saat diambil gambar, wajah perempuan dengan keadaan telanjang, ditutup dengan jari-jari tangannya. Tak hanya itu, video juga memperlihatkan tubuh pemeran perempuan.

Kasat Reskrim Polres Mojokerto, AKP Effendi Lubis saat dimintai keterangan, mengaku belum mengetahui tentang beredarnya video tersebut. "Kita akan lakukan penyelidikan terkait hal ini, apakah benar pemeran dalam video tersebut adalah pelajar di Kabupaten Mojokerto," ungkapnya, Selasa (25/10/2011).

Bahkan, setelah dimintai keterangan terkait hal tersebut, Kasat Reskrim berjanji akan segera menerjunkan jajarannya untuk mengusut kasus tersebut. Pasalnya, lanjut Kasat Reskrim, peredaran video mesum yang diduga diperankan salah satu pelajar di Kabupaten Mojokerto tersebut sudah membuat masyarakat resah.

Download Video Mesum Mojokerto, ABG SMKN From Warnet To Kamar, 5,39 Menit

"Memang beberapa warga sudah mendengar tiga hari yang lalu tentang video mesum siswa SMKN. Saya sendiri dapat kabar dari anak saya," ungkap salah satu warga yang enggan menyebutkan namanya kepada wartawan saat menjemput anaknya, Selasa (25/10/2011).

Terkait siapa pelaku adegan panas yang dimainkan dua sejoli ini, beberapa pelajar menyebut sebuah nama.

Kasus video mesum ini juga menarik perhatian aparat kepolisian. Polisi akan melakukan penyelidikan.

"Kita juga masih melakukan penyelidikan. Sore nanti sekolahan terkait akan kita datangi," kata Kasat Reskrim Polres Mojokerto, AKP Efendi Lubis melalui SMS.

Foto Payudara Dapat Memprediksi Kesetiaan Seorang Cowok


Jumat, 17 Februari 2012

Foto Payudara Dapat Memprediksi Kesetiaan Seorang Cowok

Ukuran Payudara Dapat Memprediksi Kesetiaan Seorang Cowok  Semua cowok normal pasti tertarik dengan yang namanya payudara wanita. Tapi tahukah kamu bahwa preferensi ukuran payudara yang diidamkan oleh seorang cowok ternyata dapat menunjukan seberapa besar kesetiaan mereka?

Penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan di Universitas Wroclaw, Polandia, menunjukan bahwa tingkat ketertarikan seorang pria terhadap ukuran dada wanita memiliki keterkaitan dengan preferensi mereka dalam menjalin sebuah hubungan.


Ukuran Payudara Dapat Memprediksi Kesetiaan Seorang Cowok

Peneliti telah meminta 128 pria untuk memperhatikan payudara wanita dengan ukuran yang berbeda-beda. Setelah itu para pria ini kemudian dievaluasi mengenai tingkat ketertarikan mereka terhadap payudara tersebut.

Hasilnya ternyata menunjukan bahwa seorang pria yang lebih tertarik dengan payudara berukuran besar, seperti ukuran C ke atas, cenderung untuk melakukan hubungan jangka pendek. Sedangkan mereka yang tertarik dengan ukuran payudara yang lebih kecil, cenderung memiliki komitmen dalam sebuah hubungan jangka panjang.

Nah, jika kamu bermaksud untuk membuat payudaramu semakin besar, tampaknya penelitian ini bisa dijadikan sebagai sebuah bahan pertimbangan yang lebih jauh.

Tips Lucu Buat Anda Yang Kecanduan Film Porno (Bokep)

Jumat, 17 Februari 2012

Tips Lucu Buat Anda Yang Kecanduan Film Porno (Bokep)

Tips Lucu Buat Anda Yang Kecanduan Film Porno (Bokep) Tips ini berguna mungkin buat anda yang saat ini sedang berusaha untuk menghilangkan kebiasaan (ya mungkin boleh dikatakan kecanduan) nonton film porno atau bokep, yang mana film seperti itu bisa merusak pikiran kita. Nah berikut ini beberapa tips/tricks yang dapat anda simak dan jalankan  :


Tips Lucu Buat Anda Yang Kecanduan Film Porno (Bokep)

Nonton di komputer atau laptop:
  1. Jangan menonton film yang berformat .avi .3gp .mp4 atau sejenisnya
  2. Tontonlah film berformat .exe .gif .dll .doc
  3. Jangan gunakan Media Player Classic, Windows Media Player, Winamp atau Media player lainnya (Jika terpaksa, minimize window ketika anda menonton)
  4. Tontonlah film dengan menggunakan Smadav, Norton, AVG, Kaspersky, PC Mav dll (klik kanan pada film yang ingin ditonton, pilih open with, lalu browse)
  5. Saat menonton disarankan anda sambil memutar lagu2 relijius, sehingga anda cepat insaf
  6. Jika cara 1-5 gagal. bagi pengguna PC, matikan monitor saat anda memutar film porno. dan bagi pengguna laptop, lipat laptop anda.

Tips Lucu Buat Anda Yang Kecanduan Film Porno (Bokep)

Nonton di DVD / CD player:
  1. Jangan hubungkan CD / DVD player anda pada televisi
  2. Jika anda terpaksa melakukannya, jangan tekan tombol [TV/AV] pada remot anda, ganti Channel pada acara2 keagamaan
  3. Gunakan TV hitam putih, 1,4 inch
  4. Jangan membeli bajakan, karena dosanya akan dobel. Kalau anda kreatif, sekalian jangan beli!
  5. Pinjamlah Disc dari teman anda, dan JANGAN DIKEMBALIKAN. mengembalikannya sama saja kembali menjerumuskan teman anda ke dalam dosa
  6. Sebelum memasukkan disc ke dalam CD / DVD player, rendam Disc ke dalam air yang baru mendidih. agar segala dosa larut dalam air panas
Nonton di Ponsel:
  1. 5 menit sebelum menonton, ketik REG TOBAT kirim ke 1212, anda akan dikirimi ringtone dan konten-konten reliji (Untuk berhenti berlangganan, ketik UNREG kirim ke 1212. Ayo buruan kirim, 50 pengirim pertama, dapet gantungan kunci Miyabi. CS : 021 911 9111)
  2. Download lah film porno dari ponsel anda, agar pulsa anda cepat habis. Pulsa habis akan mengingatkan kita bahwa, porno ngabisin pulsa.
  3. Kalau cara 2 tidak berhasil, Download lah film porno dari ponsel teman anda. Teman kita akan memberitahu kita apa akibatnya mendownload porno dari ponsel orang lain.
  4. Usahakan saat menikmati film porno, batre ponsel dalam keadaan benar2 Lowbat
  5. Gunakan Ponsel-ponsel monokrom saat menikmati film porno
  6. Cabut SIM card dari ponsel anda
Yang tidak boleh dilakukan saat menonton film porno:
  1. Mandi air panas, kulit anda akan melepuh jika terkena air panas. Cukup Disc anda yang direndam air panas!
  2. Duduk di bawah kursi, usahakan duduk di atas kursi
  3. Memasak mie campur gula, gula akan menimbulkan rasa manis pada mie, dan itu bisa merusak selera makan anda
  4. Dekat dengan kambing, setampan apapun anda, seindah apapun rayuan anda, kambing tidak akan sudi melayani anda
  5. Memegang listrik, listrik akan membuat anda gosong, sehingga anda akan sulit dikenali
  6. Membuka pintu terlampau lebar, ditakutkan nyamuk menyerang rumahmu!
Tips-Tricks di atas hanyalah sebuah lelucon kecil untuk anda yang hobi (kecanduan) nonton film porno atau bokep atau bf atau blue, dan istilah-istilah lainnya. Meski begitu anda tetap bisa mengambil yang positif dari tips tersebut. Walaupun lelucon tapi ada benarnya juga kan ?

10 Hal yang Dipikirkan Pria saat Wanita Bugil di Depan Anda

Jumat, 17 Februari 2012

10 Hal yang Dipikirkan Pria saat Wanita Bugil di Depan Anda

10 Hal yang Dipikirkan Pria saat Wanita Bugil di Depan Anda — Wanita minder membayangkan tubuhnya dilihat pasangan dalam kondisi kamar yang terang. Ladies, pria tidak akan sempat memerhatikan timbunan lemak perut Anda. Percayalah ! .... Kalau Anda tidak percaya, simak penuturan beberapa pria soal apa yang mereka pikirkan saat melihat Anda bugil, sebagai berikut :

10 Hal yang Dipikirkan Pria saat Wanita Tampil Bugil - www.iniunik.web.id

  1. "Wanita selalu berusaha menutupi. Tampaknya, sulit bagi dia untuk telanjang di bawah lampu kamar. Ketika saya melihat pasangan bugil, apa yang saya pikirkan hanyalah betapa bahagianya saya. Bagaimana beruntungnya saya bahwa dia memercayai saya bercinta dengannya. Dan aku tidak pernah melihat apapun, kecuali betapa hot tubuhnya." Paul (27)
  2. Kadang-kadang, setelah berhubungan seks, pasangan saya akan bertanya, 'Apa yang kamu pikirkan?’ Jujur, saya hanya berpikir betapa memuaskannya seks yang baru saja dilakukan dan bertanya-tanya maukah besok ia saya ajak bercinta." Landon (25)
  3. "Saya tidak sering melihat wanita telanjang, tapi bila saya harus membayangkannya, saya pasti akan berterima kasih kepada Tuhan." Jerry (85)
  4. "Saya berpikir betapa cantik istri saya. Kami sudah menikah selama lebih dari 30 tahun dan saya masih menemukannya begitu menarik, seperti ketika kami pertama kali bertemu. Saya harap dia juga merasakan hal yang sama." Jack (56)
  5. "Saya berpikir tentang buah dadanya. Aku tidak peduli bagaimana ukurannya; besar, kecil, menengah. Payudaranya menggoda. Jika kami bugil bersama, saya tidak berpikir tentang apapun kecuali payudara. Dan, tentu saja, fakta bahwa dia telanjang." Keith (29)
  6. "Istri saya suka berjalan dengan balutan sprei dan mematikan lampu begitu pakaiannya dibuka. Saya benci itu! Saya cuma mau melihat untuk menikmati tubuhnya. Wanita tidak menyadari bahwa kami tidak memerhatikan ketidaksempurnaan seperti yang mereka pikirkan. Akan jauh lebih seksi jika seorang wanita cukup percaya diri untuk memeluk ketelanjangan dan seks di kepalanya." Camden (32)
  7. "Istri saya terlalu fokus pada apapun yang menurutnya 'kekurangan' di tubuhnya. Padahal, saya tidak melihat apapun kecuali kesempurnaan. Saya berpikir betapa beruntungnya aku bisa bersama seorang wanita cantik." Dan (44)
  8. "Saya berharap dia bersemangat seperti saya. Sejujurnya, saya tidak berpikir banyak hal selain mengupayakan untuk menyentuhnya." Ben (22)
  9. "Saya berpikir tentang bagaimana saya dapat memperpanjang waktu ketika melihatnya telanjang, bersama saya, sepanjang hari.." Luc (38)
  10. "Untuk menit pertama atau kedua, pikiran saya biasanya kosong. Yang ada hanya kegembiraan dan kebahagiaan." David (24). (rimanews.com)

Download Video Film Bokep 3gp | Tempat Download Bokep Gratis


Jumat, 17 Februari 2012

Download Video Film Bokep 3gp | Tempat Download Bokep Gratis

Video Bokep 3gp - Download Film Bokep 3gp Indonesia - Nah ketahuan suka nonton video bokep ya ? Banyak sekali video bokep yang ada di internet, mulai dari yang amatir hingga yang profesional, dari gadis SMA sampai nenek-nenek juga ada. Tidak hanya video bokep Indonesia, banyak juga yang menyediakan video bokep Japan, China, Korea, Thailand, Vietname, India, Arab, Malaysia, singapore, Russian, Usa dan lain lain.

Video Bokep 3gp - Film Bokep 3gp Indonesia - Tempat Download Bokep Gratis









Saya heran, kenapa ya banyak sekali yang ingin mendownload Video Bokep 3gp Indonesia, melihat dari situs yang menyediakan film video bokep 3gp, situs mereka dikunjungi ribuan pengunjung tiap hari. Ternyata peminat video bokep 3gp gratis banyak juga. Bisa hancur neh Indonesia kalau gini.



Jujur saya belum pernah download video bokep 3gp karena saya tidak tahu cara downloadnya ! ! Kalau belum juga menemukan video bokep 3gp disini dan kamu ingin tetap download video bokep 3gp, silahkan cari video bokep 3gp di situs lain atau search aja di mesin pencari.

cewek SMP telanjang belum 17 tahun

cewek SMP telanjang belum 17 tahun

cewek SMP telanjang belum 17 tahun aduh ada ada aja nih orang .kasi aja deh , orang memek punya dia , ikut nonton aja .









Cerita sex terbaru dengan gambar bugil

Cerita sex terbaru dengan gambar bugil

Cerita sex terbaru dengan gambar bugil apalagi pas mandi , ada yang mau ngintip gak nih???


Cerita dewasa dua lawan satu dengan gambar


Rabu, 22 Februari 2012

Cerita dewasa dua lawan satu dengan gambar

Cerita dewasa dua lawan satu dengan gambar
Serba Populer Ngentot Meqi ABG ciuman sambil di masukin



Gambar telanjang : abg 17 tahun

Gambar telanjang : abg 17 tahun

Nah ini gambar telanjang abg 17 tahun . mantap



Foto ayam kampus telanjang beneran

Foto ayam kampus telanjang beneran

Serba Populer foto ayam kampus kaka kelas yang narsis

Serba Populer foto ayam kampus kaka kelas yang narsis




gambar memek gatal abg 17 tahun

gambar memek gatal abg 17 tahun

gambar memek gatal abg paling banyak dicari di indonesia inilah salah satunya

[Cerita Dewasa] Bercinta Dengan Tante Yanmi Yang Super Hot Seksi Menggairahkan Part 3

[Cerita Dewasa] Bercinta Dengan Tante Yanmi Yang Super Hot Seksi Menggairahkan Part 3



[Cerita Dewasa sex hot sedarah cerita bercinta cerita mesum panas] Bercinta Dengan Tante Yanmi Yang Super Hot Seksi Menggairahkan Part 3 - Di kelas aku jadi sering melamun, membayangkan waktu aku menyelusuri seluruh permukaan dada Tante dengan mulut dan lidahku. Membayangkan bagaimana kelaminku secara perlahan memasukinya… Bel tanda pulang berbunyi. Aku bersorak. Ingat ke rumah, ingat malam ini Tante menjadi milikku. Akan kureguk semua kenikmatan dari tubuh Tante. Pokoknya nanti akan kunikmati seluruhnya, mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki, sampai puas. Memang aku bisa puas, tapi bagaimana dengan Tante ? Dua kali aku berhubungan kelamin dengan Tante, dua-duanya aku bisa mengeluarkan spermaku ke dalam lubang kelamin Tante, sampai puncak, sampai puas. Tapi Tante tidak. Aku jadi cemas, jangan-jangan nanti aku juga begitu.


Tapi aku ingat, yang kedua kemarin tante bilang aku ada kemajuan. Hal ini sedikit menghiburku. Mudah-mudahan yang ketiga nanti dengan bertambahnya pengalamanku, ada kemajuan lagi. Aku agak tenang sekarang. Di rumah sepi-sepi saja. Tak ada siapapun, juga Tante. Aku makan siang sendirian. Tante mungkin ada di kamar, pintu kamarnya tertutup. Kuselesaikan makan siangku dengan cepat, lalu duduk saja di meja makan, berharap Tante akan keluar dari kamarnya. Setengah jam berlalu, masih sendiri. Aku ke ruang keluarga nonton TV. Duduk di sofa lalu ingat, kemarin di sini aku menikmati buah dada Tante dengan tuntas. Diam-diam punyaku mulai tegak, padahal hanya membayangkan yang kemarin. Ditambah lagi acara TV menyajikan fashion show di Sydney, Australia. Peragawati cantik-cantik yang berlenggok di catwalk itu umumnya tak memakai kutang. Kalau model bajunya berdada rendah, belahan dadanya jelas. Kalau bahannya tipis, putingnya menonjol. Apalagi peragawati yang punya dada besar, buahnya berguncang waktu ia melenggang. Aku tambah tegang, makin pusing karena terangsang. Oh. Tante sayang, kemanakah engkau. Aku membutuhkanmu sekarang! Tiba-tiba pintu kamar Tante terbuka. Aku menoleh. Kepala Tante nongol memberi isyarat padaku dengan mengangguk-angguk. Nasibku memang beruntung. Jelas ini isyarat ajakan masuk. Tapi masak di kamar itu, kamar pribadi Oom dan Tante. Aku ragu, bengong saja belum bereaksi atas isyaratnya. Sekali lagi Tante mengangguk, kali ini sambil mengedipkan kedua matanya.

Dengan pasti aku melangkah menuju kamarnya. Kepala Tante lenyap. Aku masuk langsung menutup pintu kamarnya dan mengunci. Di ranjang besar itu Tante terlentang. Mengenakan baju tidur tipis, sehingga samar-samar celana dalam dan kutangnya terlihat. Matanya sayu memandangku, berkaca-kaca. Kutang itu bergerak naik-turun menandakan nafas Tante sudah memburu. Aku tak tahan melihat pemandangan yang menggairahkan ini, segera saja aku menghampirinya. Tapi… "Tunggu dulu. Buka dulu dong, pakaianmu" perintahnya. Okey, tanpa dimintapun aku akan membuka. Sementara aku membuka pakaian sampai telanjang bulat, Tante memelorotkan celana dalamnya dengan posisi masih terlentang. Kini di balik baju tidur tipis itu nampak rambut-rambut halus yang menggemaskan itu. Belum sempat aku bergerak, ada lagi 'ulah' Tante. Ditariknya gaun tidur tipis itu perlahan, memperlihatkan paha bulat itu. Ditarik lagi keatas sampai pusarnya nongol. Kelamin berambut halus dan perutnya terbuka terhidang di depanku. Luar biasa. Tante menyajikan 'strip tease show' di depanku! Ada-ada saja Tante ini. Dengan 'senjata' yang tegak keras aku menghampiri tubuh indah ini. Kucium rambut-rambut halus itu sebentar. Gemasnya aku. "Aaaaaaaahhhh" teriak Tante. Aku berpindah ke atas, kulumat bibirnya sambil meremas sebelah dadanya. Kutang itu perlu disingkirkan dulu seharusnya, tapi aku tak sempat. Tanganku sebelah lagi bergerak ke bawah. Eh, Tante sudah basah! Benjolan dan pintu itu licin. "Hhhhhhhhmmmmmmmm.." Tante tak mampu melenguh karena bibirnya aku kunci dengan bibirku. Disingkirkannya tanganku yang sedang asyik di bawah, dipegangnya kelaminku, lalu diarahkannya ke 'pintu'. Rupanya Tante ingin memulai sekarang. Mungkin sama dengan aku, sudah sama-sama terangsang lebih dulu sebelum bergumul. Aku terrangsang oleh bayanganku dan peragawati tadi, Tante terangsang entah oleh apa. Aku mulai 'masuk' "Aduhh! Pelan-pelan, To!" Tante mengaduh, memang masukku tadi agak kasar. "Maaf Tante, habis engga tahan sih.."kataku tersengal. Kamipun saling menggenjot. Lucu kelihatannya kali ini. Tante masih mengenakan gaun tidur dan kutangnya, kelamin kami sudah saling pagut… Hasilnya, seperti kemarin. Aku 'keluar' lebih dulu, sementara Tante belum terpuaskan benar. Kentara dari pinggulnya yang masih mencoba menggoyang sambil kakinya menjepit pinggangku. Kembali aku kecewa. Kalau kelaminku sudah bergesekan dengan kelamin Tante, disamping rasa nikmat, juga rasa geli luar biasa. Jika sudah geli begitu, aku tak sanggup lagi menahan untuk jangan sampai ke puncak dulu.

Kembali aku gagal memuaskan Tante. Kembali aku berusaha menetralkan suasana yang tak enak ini. Kuelus buah dada yang putingnya masih tegang itu dengan penuh perasaan, lalu kucium perlahan. Tante mengusap kepalaku. Kucium pipinya dengan mesra. "Tante.." "Hmmm" "Saya..engga.." "Udahlah..Tante tahu. Kamu engga usah merasa apa-apa. Tante maklum kok. Kamu tadi lumayan, sudah ada kemajuan" "Tapi Tante kan belum …" "Engga usah kamu pikirin. Tante mengerti" katanya menentramkan sambil mengelus-elus dadaku. "Saya engga bisa bertahan lama, Tante" "Sudah lumayan, kok. Tante tadi juga merasa nikmat. Kamu udah mulai pintar mengocok tadi" "Saya bisa merasakan Tante tadi belum puas" "Iya, memang wanita membutuhkan waktu yang lebih lama dibanding laki-laki. Tapi kamu tadi ada kemajuan dibanding kemarin" "Tak adil rasanya. Saya merasakan kenikmatan luar biasa, sedangkan Tante belum" "Sudahlah, To. Tak perlu kamu pikirkan. Tante mengerti" "Terima kasih Tante" Kupeluk tubuhnya erat. Erat sekali. Diciumnya pipiku, lalu merebahkan kepalanya di dadaku. Aku mengelus rambutnya. "Tubuhmu atletis sekali. Dadamu bidang" katanya sambil tangannya menelusuri dadaku. "Iya, Tante. Dulu saya kerja di kebun. Saya juga sering olahraga" Tiba-tiba tangan Tante ke bawah menggenggam punyaku. "Kelaminmu besar sekali" "Ah, masa Tante. Saya kira biasa-biasa saja" "Apalagi kalau lagi tegang". Kulirik punyaku, sudah agak surut. "Tubuh Tante luar biasa" balasku. "Kalau lagi tegang keras dan panas" komentarnya lagi masih tentang penisku, mengabaikan pujianku. "Buah dada Tante indah sekali" "Ah, masa. Dibanding punya siapa" pancingnya. "Siapa saja" Aku pura-pura terpancing. "Berarti kamu sering lihat buah dada, ya" Kubalikkan badannya. "Besar, bulat, kenyal, putih, licin, halus lagi" kataku sambil melihat dekat-dekat buah itu. "Buah dada siapa yang kamu lihat" tanyanya sambil menggoyang-goyang kelaminku yang masih berada digenggamannya. "Cuma baru ini" jawabku sambil mulai merabai permukaan dadanya. "Jujur aja, To. Dada siapa yang pernah kamu lihat" katanya lagi. Tante penasaran rupanya. "Sungguh mati Tante. Cuma punya Tante yang pernah saya lihat" "Yang bener, To" tangannya tidak menggenggam lagi, tapi mengelus kelaminku. "Benar Tante" "Kok tahu bagus ?" "Saya hanya lihat punya teman-teman sekolah. Itupun dari luar" "Pernah kamu pegang ?" Tangannya masih mengelus, aku mulai terangsang. "Ih, engga lah, Tante. Bisa gempar, dong" "Jadi, tahunya punya Tante bagus, dari mana ?" "Pokoknya, dari luar, punya Tante paling besar" Ujung jariku mempermainkan putingnya. Putting itu mulai mengeras. "Tante" "Hmm ?" "Apa setiap buah dada ujungnya begini ?' "Begini gimana" "Panjang, mungil, tapi keras" "Mungkin. Punyamu mulai keras" Aku seperti disadarkan. Memang aku sudah terangsang akibat percakapan tentang dada dan elusan Tante pada kelaminku. Aku mau lagi. Kenapa tidak ? Mumpung masih ada kesempatan. Oom Ton paling cepat besok siang pulangnya.

Segera saja kukulum putting yang sejak tadi kupermainkan. "Eeeeehhhhhmmmmmmm.." Tante melenguh panjang. Tanganku ke bawah mencari-cari di antara 'rambut-rambut'. Basah di sana. Kugosok yang basah itu. "Uuhmmmm….Aaahhhhhhh..Uuhhmmmmm" desahnya agak keras, mengikuti irama gosokanku. Kelaminku diremas-remas. Enak. "To… Hhheeeehhhggh..sedap, To..Hhheeeeeghh" Tante makin ribut, aku khawatir kalau sampai terdengar dari luar kamar. Ah, tak ada orang ini. Aku makin giat menggosoki tonjolan kecil di bawah sana. Tante makin ribut, menceracau tak karuan Gosok lagi. Teriak dia lagi. Akhirnya… "Udah, To.ampun..Ayo To, sekarang To, sekarang…!" Aku bangkit. Kelaminku yang sudah keras kupegang pangkalnya, kuarahkan. Tante membuka kakinya lebar-lebar. Demikian lebarnya sampai kedua lututnya ke atas, menyuguhkan kelaminnya yang membasah, tepat di depan kelaminku. Aku masuk. Kudorong perlahan. "Oooohhh, To..sedapnya…." Sudah tenggelam separoh. Kudorong lagi. "Aduuuuhhhh, mamaaaa, nikmatnya…" teriaknya lagi. Kudorong lagi. Sudah masuk seluruhnya. Kurebahkan tubuhku menindih tubuhnya. Tanganku ke belakang punggungnya. Kudekap erat tubuhnya, lalu aku mulai menggenjot. Sedaaaaaaaapp. Bertumpu pada kedua lututku, aku menarik dan mendorong pinggulku. Nikmaaaaaaaaaattt. Entah kata apa saja yang keluar dari mulut Tante aku tak peduli. Terus saja menggenjot, naik-turun, keluar-masuk. Aku nikmati benar gesekan kelaminku pada dinding vagina Tante. Kadang selagi punyaku didalam, Tante "mengikat" pahaku dengan kakinya sambil memutar pantatnya. Kurasakan sentuhan seluruh relung kelaminnya pada kelaminku. Luar biasa sedapnya. "To…hhehh.kamu…hhehh..kok..hhehh.."Tante mencoba bicara disela-sela nafasnya yang memburu. "Keenaapaa . hheehh.. Taanntee…hhehh" "Kamu….kok…lama…" Baru aku menyadari, sudah puluhan kali kelaminku kugenjot keluar- masuk-putar, tapi aku tak merasakan geli seperti biasanya. Yang kurasakan hanya nikmat. Rasa geli yang tak bisa kutahan yang kemudian membuat aku ke 'puncak', kali ini tak kurasakan! Heran! "Engga …tahu.. Tante.." "To, Oh my God..heeeehhhhhh" "Enak…Tante…?" "Wooow….luar biasa…" Genjot dan genjot lagi "Kamu..masih…lama..To..?" "Masih…Tante." Memang aku belum merasakan "geli menuju puncak" "Diam. dulu,.. To" Aku menghentikan genjotanku. Posisiku masih "di dalam". Tangan Tante memeluk erat punggungku, sementara kakinya mengikat pahaku. Lalu tubuhnya bergerak miring hendak merobohkan tubuhku. Aku bertahan, tak tahu maksudnya. "Gantian, To…Tante di atas." Baru aku tahu maksud gerakan Tante ini. Kuikuti gerakannya, tapi.. "Jangan.sampai…lepasss" Rupanya gerakan robohku terlalu cepat, sehingga kelaminku sedikit tercabut. Untung Tante cepat mengimbangi gerakanku, hingga punyaku "masuk lagi". Sekarang kami sudah sempurna berbalik posisi. Tante yang menindihku. Hanya sebentar. Tante lalu perlahan bangkit mendudukiku. Kelamin kami tak terlepas. Tante mulai bergerak. Aneh, gerakannya maju-mundur! Rasanya lain pula, tapi sama sedapnya! Dengan posisi begini gesekannya terasa lain.

Kadang diputar, seperti diperas. Kadang Tante "jongkok", pantatnya naik-turun, sedap juga. "Aaaahhhh..kamu..nakal" teriaknya ketika dia berjongkok membenamkan kelaminku, aku mengangkat pantatku. Kedua tanganku diraih, dituntun ke dadanya. Kuremas dada yang tambah licin kena keringat. Entah sudah berapa lama akhirnya Tante capek juga. Dia rebahkan tubuhnya. Kupeluk. Kumiringkan, aku ingin di atas lagi. Tante menurut. Dengan hati-hati kami mengubah posisi, agar jangan terlepas. Aku berhasil. "Kamu…udah..pintar.."pujinya. Dengan posisi di atas aku jadi bebas menggenjot. Lagi-lagi Tante teriak. "Terus..To.., Tante…hampir…" Terus. Tusukanku makin menggila. Teriakannya makin keras. Rasa geli datang, dimulai dari ujung penis, terus menjalar ke seluruh tubuh. Makin geli. Makin cepat aku menarik-tusuk. Kesemutan…mengambang..melayang..dan……. "Aaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhh…." Seeeerrr, denyut-denyut, seeerrr, bergetar, serrrrr, berguncang..seer. Entah sudah berapa kali seerr, yang jelas setiap kali keluar aku merasakan kenikmatan yang tak bisa kugambarkan dengan kata-kata. Begitu nikmat. Aku sampai lupa memperhatikan tingkah Tante. Badannya telah bergeser ke atas karena ku"dorong" dengan tusukanku. Bantalnya bukan lagi di kepala, tapi di punggung. Sedangkan kepala terkulai, mata melihat ke atas, bibir terkatub rapat seluruh tubuh gemetaran. Teriakannya ? Tak perlu kuceritakan. Agak lama juga aku dan Tante bergetaran begini, merasakan puncaknya kenikmatan hubungan kelamin……. Lalu, hanya nafas kami berdua yang terdengar, seolah berebut mengisap oksigen untuk mengembalikan enerji yang keluar. Lalu barangsur pelan, makin beraturan. Tante masih "terkapar" Aku lunglai di atas tubuhnya.

Ini keempat kalinya aku bersetubuh dengan Tante. Yang terakhir inilah kurasakan sangat berbeda dibanding tiga kali yang terdahulu. Lebih nikmat, lebih memuncak, lebih lama, lebih banyak aku mengeluarkan "air"ku, lebih bergetar, pokoknya …..susah diceritakan. Pengalaman baru tentang rasa nikmat. Dan lagi, mudah-mudahan pengamatanku tak salah, Tante begitu menggelepar, mengerang, teriak, berbeda dengan sebelumnya, Tante kali ini kelihatan "selesai". Semoga begitu. "Ooh..To., kamu hebat" Diciumnya pipiku dengan gemasnya. "Apanya yang hebat, Tante" "Kamu betul-betul lelaki" tambahnya "Memang dari dulu saya laki-laki. Ini buktinya" Kusodorkan kelaminku, menusuk perutnya. "Laki-laki yang jantan" diremasnya penisku dengan gemas. "Auu" teriakku "To…luar biasa.." Tak putus-putusnya ia memujiku. "Enak engga tadi, Tante ?" "Wow. bukan main. Sangat!" Kupeluk tubuhnya. Aku merasa bahagia sekali. "Tante sayang.." Aku berbisik semesra mungkin. Agak kaget Tante memandangku, lalu tersenyum. Manis sekali! "Ada apa 'yang ?" Wuih, mesra banget. Tante memanggilku 'yang'. "Saya sayang Tante" Kucium bibirnya. "Hhmmmmmmm" lenguhnya. "Kalau lama, enak sekali ya Tante" "Kok kamu tadi bisa lama" "Engga tahu, Tante. Mungkin karena tadi ronde kedua" "Atau mungkin karena kamu udah mulai pandai" "Yang pandai gurunya" "Huuuu" cibirnya sambil mencubit tongkolku. Aku senang. "Guruku yang cantik" Dicubitnya hidungku. "Dan berpengalaman" godaku lagi. "Aaah, udahlah, To" Kami diam lagi. "To." panggilnya tiba-tiba. "Ya.sayang" "Jangan tinggalin Tante, Ya" "Oo, engga dong. Masa Tante yang jelita begini mau ditinggalin" "Tante serius, To" "Saya juga serius, Tante. Saya membutuhkan Tante. Saya ingin begini setiap hari, Tante" "Saya butuh kamu" Nah ini baru pernyataan. Ini pernyataan baru. Tante membutuhkanku ? Bukankan ia punya suami ? "Oom Ton gimana Tante" Tiba-tiba wajah Tante berubah, agak sedih kulihat. "Tante….ah engga. Pokoknya kita harus hati-hati, To. Ingat pesanku 'kan ? Tante juga senang kita bisa begini terus. Tapi hati-hati, ya ?" "Pasti, Tante. Saya akan hati-hati. Tapi Tante mau kan, tiap hari" "Nanti kamu bosan" "Saya sudah bilang, Tarto sayang Tante. Tarto butuh Tante. Tarto ingin menikmati setiap hari. Tadi Tante bilang membutuhkan Tarto. Maksudnya gimana Tante ?" "Iya.sama seperti kamu, Tante juga ingin setiap hari" Klop 'kan ? Keinginan yang sama, saling membutuhkan, saling memuaskan, dan….saling menyayangi. Apakah ini yang dinamakan cinta ? Ya, apakah kami saling mencintai ? Aku memang tak ingin kehilangan Tante, tapi Tante sendiri bagaimana ? Apakah ia membutuhkanku karena mencintai keponakannya ini ? Atau karena aku baru saja memuaskannya ? Bagaimana dengan suaminya ? Jangan-jangan ia tak mendapatkan kepuasan dari Oom Ton ? Aku ingin mendapatkan jawaban dari pertanyaan terakhir ini, tapi mana berani aku menanyakan langsung kepada Tante. Ah, itu tak penting. Yang penting, aku sekarang punya kekasih yang luar biasa, yang bisa membuatku melayang-layang di puncak kenikmatan. Lelah benar aku malam ini. Bayangkan, malam ini dua kali aku "bertempur".

Terutama yang terakhir tadi, permainan lama yang betul-betul menguras tenagaku. Aku sekarang ingin istirahat. Masih agak sempoyongan aku bangkit mengumpulkan pakaianku. "Mau ke mana To ?" "Saya ingin tidur, Tante" "Sudah tidur sini aja, temanin Tante" "Saya senang sekali Tante, tapi besok Oom 'kan pulang ?" "Paling cepat besok siang" Aku memperhatikan Tante yang dengan malas bangkit. Tubuh wanita ini memang luar biasa. Aku benar-benar beruntung mendapatkannya. Masih telanjang bulat Tante berjalan menuju kamar mandi. Tak lepas mataku menatapnya. "Kenapa, To" Tante merasa aku tatap begitu. "Tante memang indah" kataku sambil bergantian menatap dada dan 'rambut' bawahnya. "Kamu memang nakal. Sudahlah, bersih-bersih dulu baru kita tidur" Di dalam kamar tidur Tante yang luas ini ada kamar mandi yang luas pula. Ada dua wastafel cermin lebar, bath-tube, dan tempat untuk mengguyur (douce) yang berpintu kaca agak buram. Di bath-tube kami saling membersihkan, Tante menyabun tubuhku sementara aku mengguyur tubuhnya, lalu gantian. Ah, mesra sekali. Lalu berdua kami tidur berpelukan dibawah selimut yang hangat, tanpa pakaian. Tante yang punya ide begini. Enak juga. Jam dinding menunjuk waktu 11.32. Dua ronde permainan makan waktu hampir 3 jam. Pantas saja aku lelah. Dengan tergagap aku terbangun. Dimana aku in ? Tante masih ada di pelukanku. Kulihat sekeliling, ah aku tidur di kamar pribadi Oom Ton dan Tante Yani! Ada rasa enak di bawah sana. Ooh, Tante sedang asyik mengelus-elus penisku yang tegang. Setiap bangun pagi, tanpa dieluspun penisku memang tegang. Elusan ini yang membuat aku terbangun.

Kulihat jam dinding, pukul 05.17. Ah , sudah pagi, aku harus siap-siap. Tapi Tante ini.. Tante memandangku, tersenyum, seperti biasa : manis. "Punyamu udah keras, To" Buah dada itu menyembul karena terpepet dadaku. Aku terangsang. Langsung saja aku raih buah indah itu. Putingnya sudah keras. Kami berpagutan. Aku ingin tahu kesiapan Tante pagi ini, tanganku ke bawah sana. Sudah basah rupanya. Mengingat waktu, aku ingin segera mulai. Tantepun paham. Kembali aku melakukan 'pertempuran' panjang melawan Tante. Rasanya jalan ke puncak masih lama. Aku mempercepat "pompaan"ku Belum juga. Aku terus melumat bibir Tante, mencegah "kicauan"nya yang makin keras, khawatir terdengar Mar yang sangat mungkin sudah bangun. Ganti posisi Percepat lagi. Hampir Ubah posisi Akhirnya, aku makin yakin seperti yang Tante katakan, bahwa aku lelaki tulen, jantan, hebat…. Pagi yang melelahkan sekaligus menyegarkan……! Tante memberikan bukti, bukan hanya janji.

Kami bersetubuh hampir tiap hari, kecuali kalau Tante senam. Waktu yang dipilihnya adalah siang hari, waktu saya baru pulang sekolah, di kamarku. Ini demi keamanan. Siang hari adalah saat yang paling aman. Saat Si Mar sedang sibuk bekerja di belakang, Si Luki bermain dengan pengasuhnya di rumah sebelah, dan saat Oom Ton belum pulang kantor. Siang hari memberikan Tante cukup waktu untuk membersihkan diri, menghilangkan "bekas". Aku jauh dari bosan, seperti yang dikhawatirkan Tante. Karena aku memang sangat menikmati hubungan ini. Faktor lain yang membuat aku tak bosan adalah kreativitas Tante. Seperti yang kukemukakan di awal tulisan ini, ada saja ide Tante untuk membuat kejutan untukku setiap berhubungan kelamin. Entah itu posisi berhubungan, atau acara "pembukaan", tambahan ronde, dan lain-lain yang membuat aku merasa "lain". Pernah sekali waktu ketika aku pulang sekolah, ia sudah siap di dipanku memakai selimutku sebatas dada dan tak memakai apa-apa lagi di balik selimut itu. Kejutan yang membuatku "terbakar". Lain kali lagi ia memintaku "masuk" dari belakang. Bertumpu pada lututnya ia 'nungging', aku bermain sambil memegangi pantatnya yang bahenol itu. Saat yang lain lagi, kami 'bertempur' di atas meja belajarku. Ia duduk di pinggiran meja membuka kaki, aku 'masuk' sambil tetap berdiri. Pernah juga di kursi belajarku. Aku duduk di kursi yang dirapatkan ke dinding, ia duduk di atas pahaku berhadapan. Dengan posisi begini ia bebas "memilih" posisi tusukan kelaminku di vaginanya. Posisi atau gaya apapun, yang jelas membuat kami berdua menuju puncak bersamaan atau hampir berbarengan. Kejutan yang susah kulupakan serta merupakan pengalaman baru bagiku adalah seperti yang akan kuceritakan di bawah ini. Seperti yang sudah-sudah, pulang sekolah setelah ganti baju, aku langsung menemui Tante meminta "jatah" bersetubuh. Aku sebut jatah karena kalau malam hari Tante bukan milikku lagi, tapi jatah suaminya. Siang itu ruang tengah sepi, Tante mungkin ada di kamarnya, kulihat pintunya sedikit terbuka. Aku ingin masuk ke kamarnya, kali ini aku ingin main di kamarnya, karena sejak "semalam 3 ronde" itu aku tak pernah lagi making love di kamar itu, selalu di kamarku.

Kuperiksa keadaan sekeliling dulu. Aman. Aku masuk kamarnya. Tante mengenakan kimono sedang mengikat rambutnya. Kukunci pintu, kupeluk Tante dari belakang, menggerayangi. Tak ada apa-apa lagi di balik kimono itu. "Hhmmmmm..sebentar ya 'yang, Tante mau mandi dulu" "Engga usah mandi juga Tante tetap wangi" kataku terus menjelajahi tubuhnya. "Entar biar segar. Sabar dulu ya.." Aku menghentikan aksiku. "Saya ikut mandi Tante" kataku bercanda. "Ayolah, kita mandi bareng" Tak kusangka Tante menganggapnya serius. Ayo, kalau begitu. Aku langsung bertelanjang, menuntun Tante memasuku kamar mandi. Tante membuka kimononya, bertelanjang bulat juga, masuk ke ruang douce. Tak bosan-bosannya aku memandangi tubuh indah ini, padahal hampir tiap siang aku menggumulinya. "Ayo, To" ajaknya. "Kita main di sini Tante ?" nakalku timbul. "Hush, sekarang kita mandi dulu, kapan-kapan bolehlah" Tanganku yang bersabun menggosoki dadanya. Di bagian putting sengaja kutekan-tekan. Tante juga menggosok dadaku dengan sabun. Lalu perutnya, dan ke bawah lagi. Tangan Tante juga ke bawah. Diusapnya dengan sabun 'rambut' bawahku, kemudian dipegangnya batang kelaminku, digosok juga. Karuan saja batang itu membesar. "Hiiiiii, bangunnya cepet bener" Aku menikmati gosokannya. Tante benar-benar teliti, semua bagian dari alat vitalku itu dibersihkan dengan sabun lalu diguyur. Enak. Aku ikut-ikutan. Seluruh bagian kelaminnya aku bersihkan. Kalau aku lagi menggosok "pintu" kelaminnya, kulihat mata Tante merem-melek keenakan. Selesai mengeringkan badan aku langsung menubruk Tante. "Heee, jangan disini To, ingat dong" Oh ya. Siang begini terkadang si Luki suka masuk ke kamar, tentu diikuti si Tinah. Berbahaya. Aku berpakaian, hanya pakaian luar saja, pakaian dalam aku bawa, menyingkat waktu. "Hiiiii, lucu." kata Tante mengomentari tonjolan di celanaku. Tantepun hanya memakai daster, tanpa pakaian dalam.

Aku masuk kamarku duluan, langsung berbugil. Sejurus kemudian Tante menyusul, juga langsung bertelanjang bulat. Kami langsung bersatu, saling raba dan saling pagut. Kali ini mungkin tak ada kejutan yang dibuat Tante. Atau ya itu tadi, mandi dulu sebelum main. Betul juga kata Tante, lebih segar. Aku meringkik kegelian ketika Tante menciumi pusarku. Ini mungkin kejutannya, tak biasanya Tante begitu. Tapi, Tante terus ke bawah menciumi 'rambut'ku. Lebih kaget lagi, tangannya menggenggam kelaminku dan mulai menciumi barang yang sudah mengeras itu! Bukan main! Geli-geli nikmat. Bahkan.. "Aaaaaaaahhhh" aku mengerang ketika kepala penisku dimasukkan ke mulutnya! Luar biasa nikmatnya. Ini rupanya mengapa Tante begitu teliti membersihkan kelaminku waktu mandi tadi. "Tante…" Tante seolah tak mendengar panggilanku, terus saja asyik melahap barangku. Tante sanggup memasukkan barang itu hingga separohnya. Sewaktu di dalam, jelas kurasakan lidah Tante ikut bermain menggelitiki penisku. Woooow sedapnya tak terkira .! Sungguh ini pengalaman baru bagiku. Nikmatnya terasa lain. Entah apa yang dirasakan oleh Tante. Kok mau-maunya ia melakukan ini. Aku sih keenakan. Aku perhatikan bagaimana ia sibuk mengeluarkan-memasukkan penisku, kepalanya naik-turun berirama. "Aaaahhhhhhh…hhmmmmmmmm…ssssshhhhhhhh..sed ap, .. Tante., …Tante..pintar .sekali…" celotehku menahan nikmat. Bagaimana nanti kalau aku tak mampu menahan diri ? Masa aku menyemprotkan spermaku ke mulut Tante ? Ah, bagaimana nanti saja, yang penting sekarang….sedaaaaaaaaaap. Tiba-tiba Tante melepas "makanan"nya, disapunya barangku dengan kain dasternya yang tergeletak di dipan. Aku merasa kehilangan sesuatu. Dikeringkan. Lalu…dikulum lagi…! Nikmaaaaat.. Dilepaskannya lagi, barangkali mau dilap lagi. Ternyata tidak, badannya digeser sehingga kaki Tante berpindah ke arah kepalaku. "To, .. ayo cium, To.."katanya terengah. Sejenak aku bengong tak mengerti permintaannya. "Kamu cium ini…" katanya kemudian sambil menunjuk ke selangkangannya. Okey, Tante, toh aku sudah sering mencium 'rambut-rambut' halusmu itu. Aku mulai mencium. "Ke bawah lagi, dong To.." Ke bawah ? berarti disitunya ? Hal baru, kenapa tidak ? Kucium tonjolan kecil yang sudah keras itu. Asin rasanya. "Aaaaaaaahhhhhhhh, sedap To, terus…"

Kini lidahku yang menyapu-nyapu pintu dan tonjolan tadi "Yaaaahhh. yaaaaaa…begitu enak…" katanya sambil mulutnya menyergap lagi batang kelaminku. Ada cairan yang asin rasanya. Di kemudian hari aku baru tahu bahwa yang sedang aku dan Tante lakukan sekarang ini namanya "posisi 69″ Dalam mengulum ini Tante pintar sekali, banyak variasinya. Keluar-masuk, kadang menyedot-nyedot, bermain lidah, sesekali menggigit (aku langsung teriak). Akupun diajarinya bermain. Menggelitik 'lubang' dengan lidahku, menggigit kelentitnya (pelan, tentu saja), menyapu bibirku ke "bibir"nya. Asyik juga bermain seperti ini. Masing-masing sibuk, masing-masing merasakan nikmatnya. Entah sudah berapa lama kami bermain begini. Untung saja aku berhasil menahan diri untuk tidak keluar. Aku sekarang memiliki ketrampilan baru untuk mengontrol diri, mengatur diri kapan saatnya 'keluar'. Kalau tidak, masa aku menyiram mulut Tante dengan maniku. Sampai akhirnya…. "Ayo, To….sekarang.To…." Aku memutar tubuhku, sementara Tante rebah terlentang membuka kakinya, siap menerima tusukanku. Aku masuk dengan gemas. Tante menerima dengan antusias. Untuk kesekian kalinya kami saling menggenjot. Bersama menuju puncak. Berbarengan menggelepar. Sudah itu Sama-sama lemas Sama-sama puas.

Oh, betapa bahagianya aku. Kebutuhan lahir dan batin terpenuhi. Kurang apa lagi ? *** Tak ada yang kurang pada diri Tante. Cantik, putih, tubuh bagus, permainan di tempat tidur luar biasa, dan kreatif. Kreativitas Tante tercermin dari cara bersetubuh. Ada saja yang dilakukannya yang membuatku merasa bersetubuh dengan orang baru. Selalu ada hal baru dalam setiap permainannya. Sejak Tante memperkenalkan "posisi 69″, aku selalu minta dikulum penisku sebagai acara pembukaan. Tante juga amat menikmati permainan lidahku di vaginannya. Seperti biasa sepulang sekolah aku mendekati Tante untuk melaksanakan 'tugas' rutin, bersetubuh. Aku sudah membuka resleting celanaku, mengeluarkan penisku yang tegang di dekat Tante yang sedang duduk di tepi ranjang, masih berpakaian lengkap, di kamar Tante yang sudah kukunci. Yah, semacam pemberitahuan bahwa aku sudah siap. Tapi tante menyambut dengan dingin, tak seperti biasanya. Ia hanya mengelus-elus. Ketika dengan kurang ajar aku mendekatkan kelaminku ke mulutnya, ia hanya mengecup lembut kepalanya, tidak dikulum seperti biasanya, paling-paling hanya menggenggam. "Tante engga bisa sekarang, To" "Kenapa Tante ?" "Tante lagi …itu.." "Lagi apa, Tante ?" "Lagi mens." "Mens ? Apa itu Tante ?" "Kamu engga tahu ?" "Bener, Tante. Saya sungguh engga tahu" Memang aku tidak tahu. "Begini, setiap bulan wanita yang sudah dewasa mengalami masa menstruasi.

Wanita yang normal pasti mengalami" Lalu Tante memberiku kuliah tentang menstruasi itu. Bahkan ditunjukkannya kepadaku celana dalamnya yang berbalut itu. "Kalau begitu, besok saja ya, Tante" pertanyaan bodoh memang. "Engga bisa To. Masa mens biasanya sekitar seminggu. Tapi kalau Tante sekitar 4 – 5 hari." Wah, menunggu 4 – 5 hari, mana tahan ? "Tapi Tante, saya ingin …" "Engga, To. Sabar aja ya, yang…" Aduh, pusing juga aku, keinginan sudah sampai ke kepala. "Bagaimana kalau begini saja Tante.." Kataku sambil menempelkan penisku ke bibir Tante, minta dikulum. "Engga bisa juga, To. Itu namanya kamu egois. Kamu bisa puas, tapi kalau Tante terangsang, gimana ?" Benar juga kata Tante. "Maafkan saya, Tante. Saya sungguh-sungguh belum tahu" kataku sambil memeluknya dengan mesra. "Engga apa-apa, To. Tante maklum" Dimasukkannya penisku, celana dalamku dibetulkan letaknya, lalu ditutupnya resleting celanaku. Mesra sekali. "Awas, ya. Jangan cari sasaran lain" katanya. Kucium kedua belah pipi Tante, dengan mesra juga. "Engga dong, Tante. Emangnya apaan." Ternyata ada yang belum aku ketahui tentang wanita Sekarang masalahku, mana bisa aku menunggu 4 – 5 hari tanpa bersetubuh, setelah hampir tiap hari menikmati. Pulang sekolah agak kaget aku mendapati Tante duduk di sofa, membaca. Kucium pipinya. "Engga senam, 'yang ?" "Engga, lagi banyak-banyaknya" "Apanya yang banyak ?" "Ah, kamu. Ya mens-nya" Aku mengerti. Tapi berarti hilang juga kesempatanku siang ini menyatroni mBak Mar. Paling tidak aku harus menunggu 2 hari lagi, jadwal senam Tante berikutnya, atau menunggu sampai Tante "bersih".

Malamnya, terkantuk-kantuk aku menunggu Oom Ton dan Tante masuk kamar. Pukul 10.15 mereka masih asyik menonton TV. Aku masuk kamar duluan, gelisah. Setengah jam berikutnya kudengar TV dimatikan, lampu tengah juga, lalu kudengar suara pintu ditutup dan dikunci. *** Sengaja aku datang ke sekolah lebih pagi. Hari in ada ulangan Fisika dan aku merasa belum siap. Di rumah aku tak bisa konsentrasi belajar, ingatanku ke Tante melulu. Apalagi sekarang udah beberapa hari aku tak bersetubuh, pusing aku, mana bisa belajar di rumah. Pagi ini kesempatan terakhirku untuk belajar Fisika menghadapi ulangan nanti. Belum banyak kawan yang datang, cuma ada Tono, Edi dan Rika yang lagi ngrumpi. Dito belum nongol. Aku ambil bangku paling belakang, mojok, lalu mencoba berkonsentrasi. Lumayanlah dalam setengah jam aku bisa memecahkan soal-soal yang kuperkirakan akan keluar nanti. Juga beberapa rumus sempat "masuk' ke otakku, sampai seseorang datang menghampiriku dengan senyuman yang amat manis. Yuli memang manis, apalagi kalau senyum. Masih ingat dengan Yuli, pembaca ? Yuli teman sekelasku yang kugambarkan badannya biasa-biasa saja, dadanya menonjol wajar dan wajahnya manis. Akhir-akhir ini kami makin akrab, sebatas dalam pelajaran lho! Sering saling meminjam buku catatan, diskusi soal-soal PR, atau cuma ngomongin guru-guru. Makin dekat kurasakan Yuli makin menarik, dadanya makin menonjol aja. Aku sudah berada di pelukan Tante sih, jadi aku kurang memperhatikan Yuli. Entah ini hanya ge-er saja, kulihat Yuli begitu ceria kalau berdekatan denganku. "Rajin bener. belajar Fisika ya..?" tegurnya sambil duduk di sebelah kananku. "Ah engga. Justru karena aku males, baru sempet belajar sekarang" sahutku "Pinjam catatan Matematiknya dong Tar" "Matematik ? Kan entar ulangan Fisika" "Iyyaa. Tapi kemarin gua engga sempet nyatet jawaban soal kemarin" Aku ulurkan buku Matematik, sambil memgang tangannya. Yuli membiarkan tanganku meremas tangannya, meskipun kemudian dia tarik tangannya, without any words. Tanda "penerimaan". Tangannya halus bener .. Lalu dia dengan serius memelototi catatanku itu. Anak ini memang serius banget kalau belajar. Mataku tak lepas memperhatikannya.

Dia mungkin tahu aku melihatnya, tapi pura-pura tidak tahu. Ah .. Ini dia. Di sela-sela kancing bajunya, aku sempat "mencuri" keindahan sebelah buah yang tumbuh di dadanya. Hanya sedikit sih, tapi cukup membuatku "berdiri". Apalagi daging itu terlihat sedikit naik-turun seirama tarikan nafasnya. Ah seandainya ..khayalanku melayang tinggi. Kuperiksa keadaan sekeliling. Masih sepi, memang masih pagi sih. Hanya ada 2 kawan yang tadi, lagi asyik menulis. Sekaranglah waktunya! Toh 2 teman tadi menghadap ke depan kelas, tak akan melihat bila aku "menggarap" Yuli. Segera saja tangan kananku merangkul bahu Yuli. Tak ada reaksi. Aksi kuteruskan dengan memegang dagu dan menariknya. Mata Yuli sedikit membelalak, agak kaget mungkin, tapi tak ada tanda-tanda penolakan. Ah. bibir merah membasah yang menggairahkan. Kucium bibirnya. Dan … Yuli membalas ganas ciumanku..! Tanganku mulai membuka kancing baju putih itu, lalu empat jariku menyusup ke balik BH-nya. Halus, padat, dan lumayan besar. Aku meremas. Yuli melenguh. Jariku mencari-cari putingnya. Mengeras. Tangannya kepangkuanku. Meremas juga. Sambil masih berciuman, aku melirik dua temanku tadi, mereka masih tak acuh sibuk sendiri. Aman! Bibirku menelusuri lehernya yang licin, terus kebawah. Kancing bajunya sudah terbuka semuanya. Kulepas baju seragamnya, lalu kudorong Yuli hingga rebah di bangku sekolah! Aku menindihnya hingga tubuh kami "lenyap" dari pandangan teman-teman tadi kalau mereka menengok ke belakang. Kuciumi habis-habisan kedua bukit perawan itu. Aku yakin bukit kembar ini belum tersentuh oleh "pendaki" manapun. Keras, dan padat. Aku tak sanggup menahan lagi. Walaupun pakaianku masih lengkap nempel di badan, tapi meriamku sudah nongol tegak dari rits celana, siap.

Kusingkap rok abu-abu itu jauh-jauh ke atas. Kupelorotkan celana dalam krem-nya… Amboi … bulu-bulu halus, merata di seluruh permukaan kewanitaanya.. Luar biasa.. Masa aku kerjain di sini, di kelas ? Biar saja. Kalau nanti ketangkap basah gimana ? Peduli amat. Kalau sudah begini, mana bisa "delay", apalagi "cancel". Lagi pula Yuli sudah merintih-rintih sambil membuka pahanya agak lebar. We got the point no return! Mulai sekarang ? Ya, tunggu apa lagi. BH-nya masih nempel. Biar saja, tak ada waktu lagi. Kutempatkan penisku ke "tempat yang layak". Menyapu-nyapu sebentar di seputar pintu-basahnya, lalu mulai menusuk. "Uuuuhhhhhh .." Yuli melenguh. Mentok. Padahal baru "kepala"ku yang tenggelam. Tusuk lagi dengan menambah tekanan. "Aaaahhhhh .pelan ..pelan ..sakiiit…" Desahnya pelan dan terbata-bata. Buset! Susah bener. Vagina yang satu ini sempit benar. Apa betul, Yuli masih perawan .? Mungkin juga. Sebab biasanya kalau sama Tante Yani tusukan begini sudah mampu mencapai "dasar". Aku tusuk lagi lebih kuat, bahkan sekuat tenagaku. Dan ….. "Heh! ngelamun aja!"kudengar suara agak membentak. Suara Yuli! Aku tersadar. Aku kembali ke alam nyata. Kembali dari lamunan nakal. Lamunan bersetubuh dengan gadis yang duduk di sebelahku ini. Gadis yang baru saja mengagetanku! Ah.sialan. Kenapa aku begini ? Gara-gara mengintip sedikit buah Yuli, aku jadi melayang.. *** Hari berikutnya aku kurang beruntung. Tante ada di rumah mengajakku ngobrol. Hanya ngobrol. Sayang sekali tubuh molek ini belum bisa "dipakai". Sembulan dada bagian atas Tante dan sedikit belahannya cukup membuatku kepingin. "Tante…" panggilku dengan suara serak" "Hmm ?" "Saya pengin, Tante" "Kamu itu, engga sabaran, engga pernah puas" "Bukan begitu, Tante. Saya puas, puas sekali. Cuma ketagihan, habis enak sih. Udah biasa setiap hari…" "Sabar, dong" katanya sambil menggenggam selangkanganku. "Eh, udah keras.." katanya lagi. "Iya, Tante. Saya siap setiap saat" kataku meniru iklan "Dasar…….! Dua hari lagi" "Lama bener.." Besok siangnya lagi, ada kejutan baru untukku. Tidak bersetubuh sih, tapi menyenangkan. Tante sedang duduk di sofa menyulam. Begitu datang aku langsung menyingkirkan kain sulamannya, lalu kucium pipi dan kemudian bibirnya. Aku langsung tahu bahwa dibalik gaun merah jambu, warna kesukaannya, Tante tak memakai BH. "Mandi dulu sana, To" "Udah bisa, Tante ?" tanyaku cerah. "Ih, kesitu aja pikiranmu. Belum, belum bersih" jawabnya sambil menuntun tanganku ke bawah perutnya. Masih ada pembalut di sana. "Jadi, gimana dong Tante" kuremas dadanya yang tak berkutang. "Pokoknya kamu mandi dulu" Aku mandi dan mengganti baju dengan penuh harap, barangkali ada kreativitas baru dari Tante. Aku keluar kamar. Ini dia kejutannya. Tante masih duduk di situ, hanya kancing gaunnya telah dibuka sampai perut, mempertontonkan sepasang buah dada yang mengagumkan.

Luar biasa. Berani benar Tante ini, bertelanjang dada di ruang tengah. Jelas belum bisa bersetubuh, tapi kelakuan Tante ini menandakan ada permainan apa lagi nih. Langsung saja kuserbu buah dada itu. "Eeeeehhhhmmmmmm" Dengan gemasnya aku mengacak-acak buah indah itu dengan mulut dan tanganku. Belum puas aku bermain dengan dada, Tante mendorongku sampai aku berdiri di depannya. Lalu.Tante membuka kancing jeans-ku! "Tante… Si Mar nanti….." "Engga ada, lagi pergi…" Dibukanya resleting celanaku, diturunkannya celana dalamku, lalu dikeluarkannya penisku yang langsung tegang, digenggam pangkalnya, terus diciumi 'kepala'-nya, lalu masuk mulutnya! Ooooohhh, nikmat sekali permainan baru ini. Suasana baru. Bayangkan. Di ruang tengah, berdua masih berpakaian, aku hanya mengeluarkan kelaminku, Tante mengulumnya dengan bertelanjang dada! Oh, indahnya dunia ini. "Ooohhhhhhhhh, Tante, …sedaaaaappp." Kepala Tante bergerak maju-mundur, sangat perlahan. Terasa sekali bibirnya menjepit dan bergerak menelusuri permukaan penisku. "Tante..Tante…enaaaaaaaak, Tante.." Tante terus saja. Tanganku dituntun ke buah dadanya. Aku sampai lupa diri tak berbuat apa-apa pada Tante. Habis sedap sekali sih! Kedua tanganku meremasi sepasang buah kenyal itu. Tante terus bekerja. Geli, Tante…! Ya, geli. Aku hampir ke puncak. Entah mengapa kali ini aku cepat mendaki. Mungkin karena pintarnya bibir dan lidah Tante merayapi permukaan kulit kelaminku, atau karena suasana yang aneh ini. Aku tak mampu menahan lebih lama lagi. Tante rupanya tahu kalau aku hampir sampai, ia mempercepat gerakannya. Bagaimana kalau keluar, aku tak tega kalau sampai menumpahi mulut Tante dengan spermaku. Segera..ya..segera sampai…. Dilepasnya kulumannya, tangannya yang memegang sapu tangan secepat kilat menutupi kelaminku dan digenggam. "Aaaaaaaaaahhhhhh" sambil berteriak aku muncrat. Sedaaaaaaap. Tante meremas. Muncrat lagi, enak, meremas lagi, muncrat, nikmat, remas, sedap, muncrat, remas…. Beberapa detik aku terbang, kakiku goyah, lalu mendarat ditubuh Tante. Kucium mulutnya. Masih ada muncratan lagi, tertampung di saputangan. Ada lagi, makin sedikit….. Beberapa saat aku masih menubruk Tante, ia masih menggenggam dengan saputangan. "Terima kasih, Tante…" "Enak, To ?" "Sedaaaaaaap, Tante. Tapi lebih nikmat ke sini…" jawabku sambil memegang benda yang masih berpembalut itu. "Masih pusing ?" "Hilang, Tante. Lepas sudah…" Keteganganku memang lepas. "Tante sendiri, gimana dong, Tante ?" "Engga apa-apa. Ini 'kan cuma membantu kamu" Kupeluk lagi Tante lebih erat.

Aku makin sayang saja sama Tanteku ini. "Terima kasih, Tante. Tarto makin sayang sama Tante" kataku jujur. "Sudah, cuci dulu sana. Ih, banyaknya…." "Iya, habis sudah tiga hari engga keluar.". *** Sejak peristiwa 'penguluman di ruang tengah' kemarin itu aku jadi makin berani 'kurang ajar' kepada Tante. Seperti siang ini. Waktu Tante sedang duduk membaca di ruang tengah, aku mendekatinya dari belakang dengan kelaminku sudah kukeluarkan, terjulur kutempelkan di pipi Tante. "He, ngawur kamu.!" Tante kaget. Ditariknya punyaku. "Aauuu" aku teriak. "Masukkin, engga aman!" "Iya Tante, saya tahu. Cuma bercanda" Di hari berikutnya Tante membalas. Sewaktu aku sedang makan siang sendiri, Tante mendekatiku, sangat dekat sehingga perutnya hanya berjarak beberapa senti dari pipiku. Kucium bawah perutnya. Lalu Tante meraih tanganku, dimasukkan ke balik gaunnya, langsung vaginanya terpegang. Tak ada celana dalam di balik gaun Tante. "Sudah bersih, Tante ?" "Sudah.." Kuangkat gaun itu sehingga 'rambut' yang menggemaskan itu nampak. Aku langsung tegang, berarti siang ini bisa. Aku langsung berdiri meninggalkan makanku, memeluknya. "Tunggu dulu" kata Tante sambil mendorongku terduduk kembali. "Kali ini Oommu dulu, ya.." Katanya sambil meninggalkanku masuk ke kamarnya. Kurang ajar! Oom Ton ada di kamar. Seharusnya aku tahu, mobilnya ada di garasi. Tante masih sempat melihatku sambil tersenyum, sebelum ia mengunci kamar. Aku makin tegang ketika setengah jam kemudian lamat-lamat mendengar suara erangan Tante dari kamar.. Aku masuk kamar, tak tahan di situ. Tante sudah selesai mens-nya, seharusnya siang ini ia milikku. Tapi Oom Ton merebutnya. Merebut ? Memang Oom Ton pemilik sah. Aku gagal mencoba berkonsentrasi membaca Fisika, besok ulangan. Bayangan Tante disetubuhi suaminya yang muncul. Ah, sialan.. Setelah mencoba menyadari posisiku, aku jadi agak tenang. Aku 'kan hanya kemenakannya yang dibantu, lahir dan batin, kenapa musti sewot ? Kelaminku mulai surut. Tapi itu tak lama. Tiba-tiba Tante masuk, langsung mengunci pintu kamarku. Disodorkan buah dadanya ke mulutku. Buah itu masih berkeringat, juga wajahnya. Tak peduli. Aku serbu dada itu, masih duduk di kursi belajarku. Kelaminku langsung membesar lagi.

Tante dengan tergopoh-gopoh membuka resleting celanaku, mengeluarkan isinya yang sudah keras menjulang. Ia melangkah naik ke pahaku. Mengarahkan kelaminku ke vaginanya, dan….blessss aku langsung masuk…! Gila! Tanpa pemanasan dulu Tante langsung main. Di kursi lagi. Untung aku cepat siap. Jadilah kami 'berkudaan' di kursi. Tante semangat sekali nampaknya. Dengan posisi berpangku berhadapan ia di atas, Tante leluasa mengeksplorasi penisku. Aku lebih pasif. Hanya kadang-kadang saja menusuk, soalnya berat, harus mengangkat tubuhnya dengan pinggulku. Edan! Setengah jam yang lalu aku mendengar Tante mengerang di kamarnya bersama Oom Ton, sekarang ia berkudaan denganku, sementara suaminya (mungkin) sedang pulas di kamar sebelah! Seakan ia tak ada puasnya. Atau jangan-jangan ia belum puas dengan suaminya lantas melanjutkan di sini ? Hanya Tante yang tahu. Betapa trampilnya ia menggenjot. Vaginanya begitu menjepit dan mengurut penisku, berulang-ulang. Begitu rupa ia menstimulasi kelaminku, membuat aku cepat naik. Geli sekali. Makin cepat dia, makin geli aku. Tiba-tiba tangannya mencekram kepalaku kuat sekali. Tubuhnya bergetar hebat, mengejang. Di dalam sana berdenyut-denyut. Bahuku digigitnya. Getaran tubuhnya makin hebat, lalu mendadak berhenti menggenjot. Mengerang. Tante sedang melayang di puncak.. Akupun hampir sampai. Aku sekarang yang menggenjot. Tante teriak. Vaginanya menjepitku teratur menandakan Tante telah orgasme. Aku tak peduli, sebab aku belum, cuma hampir sampai, terus menggenjot. Tante masih mencekeram erat, secara pasif mengikuti gerakan tusukanku yang naik-turun, lalu…akupun mengejang, melepas. Heran, Tante mengerang lagi, seharusnya aku yang teriak. Tante ikut menikmati ejakulasiku. Sejurus kemudian kami diam, masih berpelukan, Tante belum mencabut. Hanya nafas kami berdua yang masih berkejaran. "Tante hebat…" aku membuka percakapan "Apanya yang hebat, justru kamu yang hebat. Tante tadi 'kan duluan" "Ah, kita hampir bersamaan kok tadi" "Jadi apa maksudmu hebat" "Tante bisa dua kali berturutan" "Ooh itu, engga juga sih.." "Tadi saya mendengar, waktu Tante sama Oom" "Ah, masa.?" "Iya, Tante mengerang, saya jadi ngiri." "Kan kamu dapat juga" "Itulah makanya Tante bisa dua kali" "Kamu juga bisa dua kali, waktu malam itu." "Iya, tapi 'kan ada jarak waktu" "Sebenarnya Tante tadi cuma sekali" "Yang benar, Tante. Barusan Tante 'kan sampai puncak.." "Iya. Cuma itu. Sama kamu" "Tadi sama Oom.." aku mulai menyelidik tentan hubungan Oom dan Tanteku ini. Tante diam saja. "Kok diam, Tante" aku benar-benar ingin tahu. "Ini kan masalah Tante dengan Oom-mu, rahasia dong" "Please, Tante, cerita dong. Tante kan isteri ku juga" buah dadanya kucium, putingnya masih keras. "Kamu engga usah tahu" "Ayolah, Tante" Tante diam lagi agak lama. Lalu…. "Sama Oommu Tante belum sampai ….." Kaget juga aku. Jadi, tak berhasil orgasme dengan suaminya lalu melanjutkan denganku. "Ah masa, Tante" "Itulah kenyataannya, To. Oom-mu engga bisa memuaskan Tante" Mungkin inilah sebabnya, Tante tiap siang tak menolak aku setubuhi, bahkan menikmati. "Pantesan……" "Pantesan apa ?" tanya Tante "Tadi Tante langsung masuk, engga pemanasan dulu" "Tante tadi senewen, To.

Ada rasa menggantung, ada yang harus dituntaskan" "Untung saya tadi udah siap" "Sory ya To…" "Engga apa-apa, Tante. Saya tadi juga puas. Cuma lebih nikmat kalau pemanasan dulu" "Kamu harus mulai terbiasa begini, To. Seperti yang Tante bilang dulu, Tante butuh kamu. Jangan kaget kalau tiba-tiba Tante pengin. Tante harus mencapai orgasme. Kalau tidak Tante bisa gila.." "Saya siap, Tante, Betul. Kapanpun Tante butuh saya, silakan saja Tante. Saya juga menikmatinya, Tante. Tanpa pemanasanpun saya engga apa-apa. Tadi saya bilang begitu, itu hanya akan lebih nikmat kalau dengan pemanasan. Kalau tidakpun engga apa-apa" "Syukurlah, To. Pemanasan gimana yang kamu inginkan, To ?" "Seperti inilah Tante" jawabku sambil menciumi dadanya. "Itu kalau kita sempat. Kalau kaya tadi, gimana ?" tanyanya lagi. "Kan saya siap, Tante" "Iya sih. Maksud Tante supaya kamu lebih nikmat, kamu perlu pemanasan" "Yang biasanya kita lakukan sudah dengan pemanasan 'kan. Cuma tadi saja, yang tidak" jawabku sekenanya. Pertanyaan Tante sulit kujawab. "Waktu kamu denger Tante sama Oom tadi, kamu gimana" "Saya terangsang, Tante" "Okey, Tante ada ide buat pemanasan kamu, To. Tapi ide gila, mungkin" "Silakan, Tante. Saya senang sekali. Tante kreatif, saya menikmatinya" 'Jangan kaget, ya. Kamu tahu kamar si Luki ?" "Tahu Tante" kamar Luki bersebelahan dengan kamar Tante. "Disitu kan ada pintu yang tembus ke kamar Tante" "Saya engga perhatikan, Tante" "Kalau kunci pintu itu Tante cabut, kamu bisa lihat ke kamar Tante dari lubangnya….kamu ngerti apa yang Tante maksud ?" "Belum, Tante" "Lubang kunci itu lurus ke tempat tidur.." Amboi. Berarti, kalau aku mengintip lewat lubang itu, aku bisa lihat kejadian tempat tidur Tante. Hubungannya dengan pemanasan, berarti….hebat, ide yang hebat. Kucium bibir Tante dengan gemas. "Ide brilian! Setuju banget tante!" kataku gembira. "Ntar dulu, setuju apa ?" "Aku akan mengintip Tante sama Oom, sebagai pemanasan" "Kamu cerdas. Menurut kamu ini gila, engga" "Engga! Saya mau Tante. Kita coba nanti malam ya.?" "Semangat banget" "Pengalaman baru" Aku sangat ingin melihat bagaimana Tante melayani Oom, bagaimana permainan Oom Ton! Tante diam lagi. Hanya sekejap, lalu. "To, Tante ingin main sama kamu di tempat terbuka…" kaget lagi aku. Tempat terbuka ? Aneh. Ini sih hebat banget. Aku ingat kemarin, Tante mengulumiku di ruang tengah. Nikmat. "Ide Tante memang hebat-hebat. Saya suka Tante. Tapi aman engga ? "Itu masalahnya" "Kita cari kesempatan, Tante. Pasti nikmat deh" Tante pelan-pelan bangkit, melepas. "Eeeeeeeeeehhhhhhhhh" lenguhnya mengiringi pencabutan ini.

Di pintu kamarku Tante nengok kanan-kiri sebelum keluar. Aku ke kamar mandi. Selesai dari kamar mandi aku lihat kamar Luki, kosong. Luki sedang dibawa pengasuhnya keluar. Pelan-pelan aku masuk, hati-hati pintunya kukunci. Ini dia pintu penghubung tadi. Aku mengintip. Tak melihat apa-apa, kuncinya masih menggantung. Aku kecewa. Kuncinya hanya bisa dicabut dari arah kamar Tante. Ia harus membantuku. Aku mencari Tante, lagi di kamarnya. Lebih baik aku makan dulu sambil menunggu Tante keluar. Benar, Tante keluar, segar sekali nampaknya. "Tante, cabut dulu kuncinya, saya mau coba" bisikku. Tante tersenyum, masuk lagi ke kamarnya. Dari lubang kunci di kamar Luki aku bisa melihat dengan jelas dari arah kaki, Oom sedang tidur pulas, hanya bercelana tidur. Kubayangkan, dari arah bawah ini aku akan bisa lihat kelamin mereka berdua, baik posisi 'biasa', Tante di bawah, atau Tante di atas. Kecuali kalau mereka memutar posisi dengan kakinya ke arah bantal, aku hanya bisa melihat kepala mereka, paling-paling dada Tante. *** Malam itu sekitar pukul 10, aku sudah berada dalam kamar Luki yang sudah pulas. Dari lubang kunci aku lihat mereka sedang membaca. Hanya sekali-sekali mereka bicara. Oom Ton mengenakan pakaian tidur lengkap, Tante memakai daster. Aku menyadari sebenarnya berbahaya aku disini. Bisa saja tiba-tiba Oom membuka pintu ini untuk melihat anaknya. Jadi setiap Oom bangkit, aku harus siap-siap. Kalau Tante sih, aku engga perlu bereaksi. Tegang juga aku. Ah, ternyata Tante juga berpakaian 'lengkap'. Sekarang aku bisa dengan jelas melihat celana dalam merah jambu itu, karena Tante mengangkat sebelah kakinya. Kecil kemungkinannya mereka akan main malam ini. Setengah jam aku capek menunggu, Oom mematikan lampu baca, lalu tidur.

Kamar itu walaupun hanya diterangi lampu tidur, tapi cukup jelas aku bisa melihat tubuh mereka. Dengan kecewa aku kembali ke kamar dan tidur…. Esok siangnya, ketika kami baru saja melaksanakan 'tugas' nikmat dan masih terlentang berdua tanpa busana, kutanyakan pada Tante tentang semalam aku tak jadi menyaksikan 'pertunjukan' Tante dan Oom main. "Yaa.itulah To, Oom-mu memang jarang meminta, paling dua kali atau bahkan cuma sekali seminggu. Makanya Tante butuh ini" jawabnya sambil mencekal kelaminku. "Kenapa engga Tante yang minta" "Ah, Tante 'kan melayani Oom-mu" "Tak ada salahnya Tante yang mulai" "Betul, memang. Tapi, sering Tante malah kecewa. Oom-mu kan hobinya kerja, jadi mungkin capek. Lebih baik Oom-mu yang mulai, itu artinya dia betul-betul butuh" "Sayang, memiliki badan sebagus ini tak optimal dimanfaatkan" kataku sambil mengelus buah dadanya. Tak bosan-bosannya aku pada buah kembar yang indah ini. "Sekarang sudah optimal" "Ya. Dan sayalah yang beruntung" "Tante juga beruntung punya kamu" Kamipun berpelukan erat. Kalau sudah begini, aku bisa lupa semuanya. Lupa pada Yuli, Rika, atau mBak Mar. Aku berguling, jadi menindihnya. Pahaku mendesak di antara pahanya. Penisku mencari-cari. Dan….aku masuk lagi. "Heeeeh!' Tante teriak kaget. Aku mendorong. "Eeeeeeeehhhhhh" lenguhnya. Sekarang ia tak kaget lagi.

Aku menarik dan mendorong. Aku menikmati. Tante juga. Aku tak ingat bahwa ia tanteku. Tante lupa bahwa aku kemenakannya. Bahkan lupa bahwa kami berdua manusia. Begitu 'gila'nya kami bermain, kami lebih mirip hewan. Hewan yang sedang menikmati reproduksi. Reproduksi bukan untuk mendapatkan keturunan, cuma untuk kenikmatan. Dan..kenikmatan kami dapatkan secara bersamaan. Gila! Sesiang ini kami telah dua kali bersetubuh! Memang edan. "Edan kamu, To…" komentar sesudahnya. "Supaya optimal, Tante.." komentarku juga. Kurasakan bagian dalam vaginanya berdenyut-denyut meremas penisku. Permainan yang melelahkan. Aku jadi lemas, penisku jadi pegal. Pegal-pegal nikmat ….!

gadis telanjang 17 tahun beneran

gadis telanjang 17 tahun beneran

cewek telanjang 17 tahun beneran gak pake sensor segala spesial untuk anda  yang mau onani .


[Cerita Dewasa] Pengalamanku mencicipi Vagina Fanny yang basah dan bikin ketagihan

[Cerita Dewasa] Pengalamanku mencicipi Vagina Fanny yang basah dan bikin ketagihan



Ini dia Cerita Dewasa cerita sex cerita hot tentang pengalamanku mencicipi Vagina Fanny yang basah dan bikin ketagihan
- Fanny Damayanti, adalah seorang gadis dengan wajah cantik, alis matanya melengkung, dan mata indah serta jernih, dilindungi oleh bulu mata lentik, hidung mancung serasi melengkapi kecantikannya, ditambah dengan bibir mungil merah alami yang serasi pula dengan wajahnya.

Rambutnya yang hitam dan dipotong pendek menjadikannya lebih menarik, kulitnya putih mulus dan terawat, badannya mulai tumbuh begitu indah dan seksi. Dia tumbuh di kalangan keluarga yang cukup berada dan menyayanginya. Usianya baru 15 tahun, kadang sifatnya masih kekanakan. Badannya tidak terlalu tinggi berkisar 155 cm, badannya ideal dengan tinggi badannya, tidak terlalu gemuk atau terlalu kurus.

Seminggu yang lalu Fanny mulai rutin mengikuti les privat Fisika di rumahku, Renne Lobo, aku seorang duda. Aku mempunyai sebuah rumah mungil dengan dua buah kamar, diantaranya ada sebuah kamar mandi yang bersih dan harum. Kamar depan diperuntukkan ruang kerja dan perpustakaan, buku-buku tersusun rapi di dalam rak dengan warna-warna kayu, sama seperti meja kerja yang di atasnya terletak seperangkat komputer.


Sebuah lukisan yang indah tergantung di dinding, lukisan itu semakin tampak indah di latar belakangi oleh warna dinding yang serasi. Ruang tidurnya dihiasi ornamen yang serasi pula, dengan tempat tidur besar dan pencahayaan lampu yang membuat suasana semakin romantis. Ruang tamu ditata sangat artistik sehingga terasa nyaman.

Rumahku memang terkesan romantis dengan terdengar pelan alunan lagu-lagu cinta, Fanny sedang mengerjakan tugas yang baru kuperintahkan. Dia terlalu asyik mengerjakan tugas itu, tanpa sengaja penghapusnya jatuh tersenggol. Fanny berusaha menggapai ke bawah bermaksud untuk mengambilnya, tapi ternyata dia memegang tanganku yang telah lebih dulu mengambilnya. Fanny kaget melihat ke arahku yang sedang tersenyum padanya. Fanny berusaha tersenyum, saat tangan kirinya kupegang dan telapak tangannya kubalikkan dengan lembut, kemudian kutaruh penghapus itu ke dalam telapak tangannya.

Aku sebagai orang yang telah cukup berpengalaman dapat merasakan getaran-getaran perasaan yang tersalur melalui jari-jari gadis itu, sambil tersenyum aku berkata, "Fan, kamu tampak lebih cantik kalau tersenyum seperti itu". Kata-kataku membuat gadis itu merasa tersanjung, dengan tidak sadar Fanny mencubit pahaku sambil tersenyum senang.

"Udah punya pacar Fan?", godaku sambil menatap Fanny.
"Belum, Kak!", jawabnya malu-malu, wajahnya yang cantik itu bersemu merah. "Kenapa, kan temen seusiamu sudah mulai punya pacar", lanjutku.
"Habis mereka maunya cuma hura-hura kayak anak kecil, caper", komentarnya sambil melanjutkan menulis jawaban tugasnya.
"Ohh!", aku bergumam dan beranjak dari tempat duduknya, mengambil minuman kaleng dari dalam kulkas. "Minum Coca Cola apa Fanta, Fan?", lanjutku.

"Apa ya! Coca Cola aja deh Kak", sahutnya sambil terus bekerja.
Aku mambawa dua kaleng minuman dan mataku terus melihat dan menelusuri tubuh Fanny yang membelakangi, ternyata menarik juga gadis ini, badannya yang semampai dan bagus cukup membuatku bergairah, pikirku sambil tersenyum sendiri.

"Sudah Kak", suara Fanny mengagetkan lamunanku, kuhampiri dan kusodorkan sekaleng Coca-Cola kesukaan gadis itu. Kemudian aku memeriksa hasil pekerjaan itu, ternyata benar semua.
"Ahh, ternyata selain cantik kamu juga pintar Fan ", pujiku dan membuat Fanny tampak tersipu dan hatinya berbunga-bunga.

Aku yang sengaja duduk di sebelah kanannya, melanjutkan menerangkan pemecahan soal-soal lain, Bau wangi parfum yang kupakai sangat lembut dan terasa nikmat tercium hidung, mungkin itu yang membuatnya tanpa sadar bergeser semakin dekat padaku.

Pujian tadi membuatnya tidak dapat berkonsentrasi dan berusaha mencoba mengerti apa yang sedang dijelaskan, tapi gagal. Aku yang melihatnya tersenyum dalam hati dan sengaja duduk menyamping, agak menghadap pada gadis itu sehingga instingku mengatakan hatinya agak tergetar.

"Kamu bisa ngerti yang baru kakak jelaskan Fan", kataku sambil melihat wajah Fanny lewat sudut mata. Fanny tersentak dari lamunannya dan menggeleng, "Belum, ulang dong Kak!", sahutnya. Kemudian aku mengambil kertas baru dan diletakkan di depannya, tangan kananku mulai menuliskan rumus-rumus sambil menerangkan, tangan lainnya diletakkan di sandaran kursi tempatnya duduk dan sesekali aku sengaja mengusap punggungnya dengan lembut.

Fanny semakin tidak bisa berkonsentrasi, saat merasakan usapan lembut jari tanganku itu, jantungnya semakin berdegup dengan keras, usapan itu kuusahakan senyaman dan selembut mungkin dan membuatnya semakin terlena oleh perasaan yang tak terlukiskan. Dia sama sekali tidak bisa berkonsentrasi lagi. Tanpa terasa matanya terpejam menikmati belaian tangan dan bau parfum yang lembut.

Dia berusaha melirikku, tapi aku cuek saja, sebagai perempuan yang selalu ingin diperhatikan, Fanny mulai mencoba menarik perhatianku. Dia memberanikan diri meletakkan tangan di atas pahaku. Jantungnya semakin berdegup, ada getaran yang menjalar lembut lewat tanganku.

Selesai menerangkan aku menatapnya dengan lembut, dia tak kuasa menahan tatapan mata yang tajam itu, perasaannya menjadi tak karuan, tubuhnya serasa menggigil saat melihat senyumku, tanpa sadar tangan kirinya meremas lembut pahaku, akhirnya Fanny menutup mata karena tidak kuat menahan gejolak didadanya. Aku tahu apa yang dirasakan gadis itu dengan instingku.

"Kamu sakit?", tanyaku berbasa basi. Fanny menggelengkan kepala, tapi tanganku tetap meraba dahinya dengan lembut, Fanny diam saja karena tidak tahu apa yang harus dilakukan. Aku genggam lembut jari tangan kirinya.

Udara hangat menerpa telinganya dari hidungku, "Kamu benar-benar gadis yang cantik, dan telah tumbuh dewasa Fan", gumamku lirih. pujian itu membuat dirinya makin bangga, tubuhnya bergetar, dan nafasnya sesak menahan gejolak di dadanya. Dan Fanny ternyata tak kuasa untuk menahan keinginannya meletakkan kepalanya di dadaku, "Ahh..", Fanny mendesah kecil tanpa disadari.

Aku sadar gadis ini mulai menyukaiku, dan berhasil membangkitkan perasaan romantisnya. Tanganku bergerak mengusap lembut telinga gadis itu, kemudian turun ke leher, dan kembali lagi naik ke telinga beberapa kali. Fanny merasa angan-angannya melambung, entah kenapa dia pasrah saja saat aku mengangkat dagunya, mungkin terselip hatinya perasaan ingin terus menikmati belaian-belaian lembut itu.

"Kamu memang sangat cantik dan aku yakin jalan pikiranmu sangat dewasa, Aku kagum!", kataku merayu. Udara hangat terasa menerpa wajahya yang cantik, disusul bibir hangatku menyentuh keningnya, lalu turun pelan ke telinga, hangat dan lembut, perasaan nikmat seperti ini pasti belum pernah dialaminya. Anehnya dia menjadi ketagihan, dan merasa tidak rela untuk cepat-cepat mengakhiri semua kejadian itu.

"Ja.., jangan Kak", pintanya untuk menolak. Tapi dia tidak berusaha untuk mengelak saat bibir hangatku dengan lembut penuh perasaan menyusuri pipinya yang lembut, putih dan halus, saat merasakan hangatnya bibirku mengulum bibirnya yang mungil merah merekah itu bergeter, aku yakin baru pertama kali ini dia merasakan nikmatnya dikulum dan dicium bibir laki-laki.

Jantung di dadanya berdegup makin keras, perasaan nikmat yang menyelimuti hatinya semakin membuatnya melambung. "Uuhh..!", hatinya tergelitik untuk mulai membalas ciuman dan kuluman-kuluman hangatku.

"Aaahh..", dia mendesah merasakan remasanku lembut di payudara kiri yang menonjol di dadanya, seakan tak kuasa melarang. Dia diam saja, remasan lembut menambah kenikmatan tersendiri baginya. "Dadamu sangat indah Fan", sebuah pujian yang membuatnya semakin mabuk, bahkan tangannya kini memegang tanganku, tidak untuk melarangnya, tapi ikut menekan dan mengikuti irama remasan di tanganku. Dia benar-benar semakin menikmatinya. Serdadukupun mulai menegang.

"Aaahh", Fanny mendesah kembali dan pahanya bergerak-gerak dan tubuhnya bergetar menandakan vaginanya mulai basah oleh lendir yang keluar akibat rangsangan yang dialaminya, hal itu membuat vaginanya terasa geli, merupakan kenikmatan tersendiri. Dia semakin terlena diantara degup-degup jantung dan keinginannya untuk mencapai puncak kenikmatan. Diimbanginya kuluman bibir dan remasan lembut di atas buah dadanya.

Saat tanganku mulai membuka kancing baju seragamnya, tangannya mencoba menahannya. "Jangan nanti dilihat orang", pintanya, tapi tidak kupedulikan. Kulanjutkan membuka satu persatu, dadanya yang putih mulus mulai terlihat, buah dadanya tertutup bra warna coklat.

Seakan dia sudah tidak peduli lagi dengan keadaannya, hanya kenikmatan yang ingin dicapainya, dia pasrah saat kugendong dan merebahkannya di atas tempat tidur yang bersprei putih. Di tempat tidur ini aku merasa lebih nyaman, semakin bisa menikmati cumbuan, dibiarkannya dada yang putih mulus itu makin terbuka.

"Auuuhh", bibirku mulai bergeser pelan mengusap dan mencium hangat di lehernya yang putih mulus. "Aaaahh", dia makin mendesah dan merasakan kegelian lain yang lebih nikmat.

Aku semakin senang dengan bau wangi di tubuhnya. "Tubuhmu wangi sekali", kembali rayuan itu membuatnya makin besar kepala. Tanganku itu dibiarkan menelusuri dadanya yang terbuka. Fanny sendiri tidak kuasa menolak, seakan ada perasaan bangga tubuhnya dilihat dan kunikmati. Tanganku kini menelusuri perutnya dengan lembut, membuatnya menggelinjang kegelian. Bibir hangatku beralih menelusuri dadanya.

"Uhh.!", tanganku menarik bajunya ke atas hingga keluar dari rok abu-abunya, kemudian jari-jarinya melepas kancing yang tersisa dan menari lembut di atas perutnya. "Auuuhh" membuatnya menggelinjang nikmat, perasaannya melambung mengikuti irama jari-jariku, sementara serdaduku terasa makin tegang.

Dia mulai menarik kepalaku ke atas dan mulai mengimbagi ciuman dan kuluman, seperti caraku mengulum dan mencium bibirnya. "Ooohh", terdengar desah Fanny yang semakin terlena dengan ciuman hangat dan tarian jari-jariku diatas perutnya, kini dada dan perutnya terlihat putih, mulus dan halus hanya tertutup bra coklat muda yang lembut.

Aku semakin tegang hingga harus mengatur gejolak birahi dengan mengatur pernafasanku, aku terus mempermainkan tubuh dan perasaan gadis itu, kuperlakukan Fanny dengan halus, lembut, dan tidak terburu-buru, hal ini membuat Fanny makin penasaran dan makin bernafsu, mungkin itu yang membuat gadis itu pasrah saat tanganku menyusup ke belakang, dan membuka kancing branya.

Tanganku mulai menyusup di bagian dada yang menonjol di bawah bra gadis itu, terasa kenyal dan padat di tanganku.
"Aaahh.. Uuuhh. ooohh", Fanny menggelinjang gelinjang geli dan nikmat, jemari itu menari dan mengusap lembut di atas buah dadanya yang mulai berkembang lembut dan putih, seraya terus berpagutan. Dia merasa semakin nikmat, geli dan melambungkan angan-angannya.

Ujung jariku mulai mempermainkan puting susunya yang masih kecil dan kemerahan itu dengan sangat hati-hati. "Kak.. Aaahh.. uuhh.. ahh". Fanny mulai menunjukkan tanda-tanda terangsang hingga berusaha ikut membuka kancing bajuku, agak susah, tapi dia berhasil. Tangannya menyusup kebalik baju dan mengelus dadaku, sementara birahinya makin memuncak. "Ngghh.. ", vaginanya yang basah semakin membuatnya nikmat, pikirku. Fanny menurut ketika badannya diangkat sedikit, dibiarkannya baju dan branya kutanggalkan, lalu dilempar ke samping tempat tidur.

Sekarang tubuh bagian atasnya tidak tertutup apapun, dia tampak tertegun dan risih sejenak, saat mataku menelusuri lekuk tubuhnya. Di sisi lain dia merasa kagum dengan dua gunung indah yang masih perawan yang menyembul di atas dadanya, belum pernah terjamah oleh siapapun selain dirinya sendiri. Sedangkan aku tertegun sejenak melihat pemandangan di depan mataku, birahiku bergejolak kembali, aku berusaha mengatur pernafasan, karena tidak ingin melepaskan nafsu binatangku hingga menyakiti perasaan gadis cantik yang tergolek pasrah di depanku ini.

Aku mulai mengulum buah dada gadis itu perlahan, terasa membusung lembut, putih dan kenyal. Diperlakukan seperti itu Fanny menggelinjang, "Ahh.. uuuhh.. aaahh". Pengalaman pertamanya ini membuat angan-angannya terbang tinggi. Buah dadanya yang putih, lembut, dan kenyal itu terasa nikmat kuhisap lembut, tarian lidah diputing susunya yang kecil kemerahan itu mulai berdiri dan mengeras.

"Aaahh..!", dia merintih geli dan makin mendekap kepalaku, vaginanya mungkin kini terasa membanjir. Birahinya semakin memuncak. "Kak.. ahh, terus Kak.. ahh.. Uhh", rintihnya makin panjang. Aku terus mempermainkan buah dada gadis lugu itu dengan bibir dan lidahku, sambil membuka kancing bajuku sendiri satu persatu, kemudian baju itu kutanggalkan, terlihat dadaku yang bidang dan atletis.

Kembali ujung bibirnya kukulum, terasa geli dan nikmat. Saat Fanny akan membalas memagutnya, telapak tangannya kupegang dan kubimbing naik ke atas kepalanya. Aku mulai mencium dan menghisap lembut, dan menggigit kecil tangan kanannya, mulai dari pangkal lengan, siku sampai ujung jarinya diisap-isap. Membuatnya bertambah geli dan nikmat. "Geli.. ahh.. ohh!"
Perasaannya melambung kembali, ketika buah dadanya dikulum, dijilati dan dihisap lembut. "Uuuhh.!", dia makin mendekapkan kepalaku, itu akan membuat vaginanya geli, membuat birahinya semakin memuncak.
"Kak.. ahh, terus kak.. ahh.. ssst.. uhh", dia merintih rintih dan menggelinjang, sesekali kakinya menekuk ke atas, hingga roknya tersingkap.

Sambil terus mempermainkan buah dada gadis itu. aku melirik ke paha mulus, indah terlihat di antara rok yang tersingkap. Darahku berdesir, kupindahkan tanganku dan terus menari naik turun antara lutut dan pangkal paha putih mulus, masih tertutup celana yang membasah, Aku merasakan birahi Fanny semakin memuncak. Aku terus mempermainkan buah dada gadis itu.
"Kak.. ahh, terus Kak.. ahh.. uhh", terdengar gadis itu merintih panjang. Aku dengan pelan dan pasti mulai membuka kancing, lalu menurunkan retsleting rok abu-abu itu, seakan Fanny tidak peduli dengan tindakanku itu. Rangsangan yang membuat birahinya memuncak membuatnya bertekuk lutut, menyerah.

"Jangan Kak.. aahh", tapi aku tidak peduli, bahkan kemudian Fanny malah membantu menurunkan roknya sendiri dengan mengangkat pantatnya. Aku tertegun sejenak melihat tubuh putih mulus dan indah itu. Kemudian badan gadis itu kubalikkan sehingga posisinya tengkurap, bibirku merayap ke leher belakang dan punggung.

"Uuuhh", ketika membalikkan badan, Fanny melihat sesuatu yang menonjol di balik celana dalamku. Dia kaget, malu, tapi ingin tahu. "Aaahh". Fanny mulai merapatkan kakinya, ada perasaan risih sesaat, kemudian hilang kalah oleh nafsu birahi yang telah menyelimuti perasaannya. "Ahh..", dia diam saja saat aku kembali mencium bibirnya, membimbing tangannya ke bawah di antara pangkal paha, dia kini memegang dan merasakan serdadu yang keras bulat dan panjang di balik celanaku, sejenak Fanny sejenak mengelus-elus benda yang membuat hatinya penasaran, tapi kemudian dia kaget dan menarik tangannya.

"Aaahh", Fanny tak kuberikan kesempatan untuk berfikir lain, ketika mulutku kembali memainkan puting susu mungil yang berdiri tegak dengan indahnya di atas tonjolan dada. Vaginanya terasa makin membanjir, hal ini membuat birahinya makin memuncak. "Ahh.. ahh.. teruuus.. ahh.. uhh", sambil terus memainkan buah dadanya, tanganku menari naik turun antara lutut dan pangkal pahanya yang putih mulus yang masih tertutup celana. Tanpa disadarinya, karena nikmat, tanganku mulai menyusup di bawah celana dalamnya dan mengusap-usap lembut bawah pusar yang mulai ditumbuhi rambut, pangkal paha, dan pantatnya yang kenyal terbentuk dengan indahnya bergantian.

"Teruuuss.. aaahh.. uuuhh", karena geli dan nikmat Fanny mulai membuka kakinya, jari-jari Rene yang nakal mulai menyusup dan mengelus vaginanya dari bagian luar celana, birahinya memuncak sampai kepala.

"Ahh.. terus.. ahh.. ohh", gadis itu kaget sejenak, kemudian kembali merintih rintih. Melihat Fanny menggelinjang kenikmatan, tanganku mencoba mulai menyusup di balik celana melalui pangkal paha dan mengelus-elus dengan lembut vaginanya yang basah lembut dan hangat. Fanny makin menggelinjang dan birahinya makin membara. "Ahh.. teruusss ooh", Fanny merintih rintih kenikmatan.

Aku tahu gadis itu hampir mencapai puncak birahi, dengan mudah tanganku mulai beraksi menurunkan celana dalam gadis itu perlahan. Benar saja, Fanny membiarkannya, sudah tidak peduli lagi bahkan mengangkat pantat dan kakinya, sehingga celana itu terlepas tanpa halangan.

Tubuh gadis itu kini tergolek bugil di depan mataku, tampak semakin indah dan merangsang. Pangkal pahanya yang sangat bagus itu dihiasi bulu-bulu lembut yang mulai tumbuh halus. Vaginanya tampak kemerahan dan basah dengan puting vagina mungil di tengahnya. Aku terus memainkan puting susu yang sekarang berdiri tegak sambil terus mengelus bibir vagina makin membanjir. "Kak.. ahh, terus Kak.. ahh.. uhh".

Vagina yang basah terasa geli dan gatal, nikmat sampai ujung kepala. "Kak.. aahh", Fanny tak tahan lagi dan tangannya menyusup di bawah celana dalamku dan memegang serdadu yang keras bulat dan panjang itu. Fanny tidak merasa malu lagi, bahkan mulai mengimbangi gerakanku.

Aku tersenyum penuh kemenangan melihat tindakan gadis itu, secara tidak langsung gadis itu meminta untuk bertindak lebih jauh lagi. Aku melepas celana dalamku, melihat serdaduku yang besar dan keras berdiri tegak dengan gagahnya, mata gadis itu terbelalak kagum.

Sekarang kami tidak memakai penutup sama sekali. Fanny kagum sampai mulutnya menganga melihat serdadu yang besar dan keras berdiri tegak dengan gagahnya, baru pertama kali dia melihat benda itu. Vaginanya pasti sudah sangat geli dan gatal, dia tidak peduli lagi kalau masih perawan, kemudian telentang dan pelan-pelan membuka leber-lebar pahanya.

Sejenak aku tertegun melihat vagina yang bersih kemerahan dan dihisi bulu-bulu yang baru tumbuh, lubang vaginanya tampak masih tertutup selaput perawan dengan lubang kecil di tengahnya.

Fanny hanya tertegun saat aku berada di atasnya dengan serdadu yang tegak berdiri. Sambil bertumpu pada lutut dan siku, bibirku melumat, mencium, dan kadang menggigit kecil menjelajahi seluruh tubuhnya. Kuluman di puting susu yang disertai dengan gesekan-gesekan ujung burung ke bibir vaginanya kulakukan dengan hati-hati, makin membasah dan nikmat tersendiri. "Kak.. ahh, terus ssts.. ahh.. uhh", birahinya memuncak bisa-bisa sampai kepalanya terasa kesemutan, dipegangnya serdaduku. "Ahh" terasa hangat dan kencang.

"Kak.. ahh!", dia tak dapat lagi menahan gejolak biraninya, membimbing serdaduku ke lubang vaginanya, dia mulai menginginkan serdaduku menyerang ke lubang dan merojok vaginanya yang terasa sangat geli dan gatal. "Uuuhh.. aaahh", tapi aku malah memainkan topi baja serdaduku sampai menyenggol-nyenggol selaput daranya. "Ooohh Kak masukkan ahh", gadis itu sampai merintih rintih dan meminta-minta dengan penuh kenikmatan.

Dengan hati-hati dan pelan-pelan aku terus mempermainkan gadis itu dengan serdaduku yang keras, hangat tapi lembut itu menyusuri bibir vagina. "Ooohh Kak masukkan aaahh", di sela rintihan nikmat gadis itu, setelah kulihat puting susunya mengeras dan gerakannya mulai agak lemas, serdadu mulai menyerang masuk dan menembus selaput daranya, Sreetts "Aduuhh.. aahh", tangannya mencengkeram bahuku. Dengan begitu, Fanny hanya merasa lubang vaginanya seperti digigit nyamuk, tidak begitu sakit, saat selaput dara itu robek, ditembus serdaduku yang besar dan keras. Burungku yang terpercik darah perawan bercampur lendir vaginanya terus masuk perlahan sampai setengahnya, ditarik lagi pelan-pelan dan hati-hati. "Ahh", dia merintih kenikmatan.

Aku tidak mau terburu-buru, aku tidak ingin lubang vagina yang masih agak seret itu menjadi sakit karena belum terbiasa dan belum elastis. Burung itu masuk lagi setengahnya dan.. Sreeets "Ohh..", kali ini tidak ada rasa sakit, Fanny hanya merasakan geli saat dirasakan burung itu keluar masuk merojok vaginanya. Fanny menggelinjang dan mengimbangi gerakan dan mendekap pinggangnya.

"Kak.. ahh, terus Kak.. ohh.. uhh", serdaduku terus menghunjam semakin dalam. Ditarik lagi, "Aaahh", masuk lagi. "Ahh, terus… ahh.. uhh", lubang vagina itu makin lama makin mengembang, hingga burung itu bisa masuk sampai mencapai pangkalnya beberapa kali. Fanny merasakan nikmat birahinya memuncak di kepala, perasaannya melayang di awan-awan, badannya mulai bergeter getar dan mengejang, dan tak tertahankan lagi. "Aaahh, ooohh, aaahh" vaginanya berdenyut-denyut melepas nikmat. Dia telah mencapai puncak orgasme, kemudian terlihat lega yang menyelimuti dirinya.

Melihat Fanny sudah mencapai orgasme, aku kini melepas seluruh rasa birahi yang tertahan sejak tadi dan makin cepat merojok keluar masuk lubang vagina Fanny, "Kak.. ahh.. ssst.. ahh.. uhh", Fanny merintih dan merasakan nikmat birahinya memuncak kembali. Badannya kembali bergetar dan mengejang, begitu juga denganku.
"Ahh.. oohh.. ohh.. aaaahh!", kami merintih rintih panjang menuju puncak kenikmatan. Dan mereka mencapai orgasme hampir bersamaan, terasa serdadu menyemburkan air mani hangat ke dalam vagina gadis itu yang masih berdenyut nikmat.

Aku mengeluarkan serdadu yang terpercik darah perawan itu pelan-pelan, berbaring di sebelah Fanny dan memeluknya supaya Fanny merasa aman, dia tampak merasa sangat puas dengan pelajaran tahap awal yang kuberikan. "Bagaimana kalau Fanny hamil Kak", katanya sambil sudut matanya mengeluarkan air mata.

Sesaat kemudian aku dengan sabar menjelaskan bahwa Fanny tidak mungkin hamil, karena tidak dalam masa siklus subur, berkat pengalamanku menganalisa kekentalan lendir yang keluar dari vagina dan siklus menstruasinya.

Fanny semakin merasa lega, aman, merasa disayang. Kejadian tadi bisa berlangsung karena merupakan keinginan dan kerelaannya juga. Diapun bisa tersenyum puas dan menitikkan air mata bahagia, kemudian tertidur pulas dipelukanku yang telah menjadikannya seorang perempuan.

Bangun tidur, Fanny membersihkan badan di kamar mandi. Selesai mandi dia kembali ke kamar, dilepasnya handuk yang melilit tubuhnya, begitu indah dan menggairahkan sampai-sampai aku tak berkedip memandangnya. Diambilnya pakaian yang berserakan dan dikenakannya kembali satu persatu. Kemudian dia pamit pulang dan mencium pipiku yang masih berbaring di tempat tidur.